Muhammad Ali Pasha, sebelumnya telah diceritakan bahwa dia mempunyai rencana ambisius merebut kekuasaan imam Faishal bin Turki dengan strategi barunya. Setelah itu dia mempersiapkan pasukan militer yang dipimpin oleh Pangeran Khalid bin Saud. Meskipun secara realita yang memimpin pasukan tersebut adalah Ismail Bik. Pangeran Khalid dicatut namanya oleh Muhammad Ali sebagai pemimpin pasukan dengan tujuan untuk mempengaruhi dan menarik beberapa warga untuk bergabung dengan pasukannya.Pasukan yang dikomandoi oleh Ismail Bik tersebut bergerilya dari Hejaz ke Qassim.
Imam Faishal Bergerak dan Bersiap Menghadapi Serangan Pasukan Muhammad Ali
Setelah Imam Faisal mengetahui tekad dan rencana Muhammad Ali untuk berperang melawannya, ia memutuskan untuk bergerak dan bersiap menghadapi serangan musuh. Ia lebih memilih untuk tidak menunggu di Riyadh, dan membentuk barisan terdepan untuk menghadapi pasukan Muhammad Ali, dan bergerak menuju Qassim, serta tinggal di Unaiza.
Kabilah-kabilah yang tersisa bergabung dengan pasukan Imam faishal. Kemudian ia menuju Riyadh al-Khabra dan tinggal di sana selama dua puluh hari. Namun tanda-tanda kekalahan muncul pada pasukan sang Imam, karena kengerian serbuan pasukan Muhammad Ali dan rasa takut yang melekat pada benak orang-orang. Hal itu menimbulkan kekacauan pada pasukan Imam, dan ia memutuskan Kembali ke Riyadh.
Sekembalinya Imam Faishal ke Riyadh, ia mendapati bahwa situasinya jauh lebih buruk. Akhirnya sang Imam pun memutuskan untuk meninggalkan seluruh area dan menuju Al Ahsa.
Berhasilnya Pasukan Muhammad Ali dan Menududuki Qassim dan Riyadh
Pasukan Muhammad Ali Pasha terus maju dan berhasil merebut Qassim. Dari sana mereka pindah ke Hail, dan berhasil merebut kekuasaan dari Abdullah bin Rasyid, dan menunjuk salah satu penguasa sebelumnya, Isa bin Ali.
Khalid bin Saud dan Ismail Bik kemudian pergi ke Riyadh dan memasukinya tanpa banyak perlawanan. Mereka yang tidak puas dengan penyerahan diri tersebut memutuskan untuk meninggalkan Riyadh menuju Kharaj, Al-Harik, dan Hawtat Bani Tamim. mereka mencoba untuk membentuk sebuah front untuk melawan Pangeran Khalid bin Saud.
Front Perlawanan Terhadap Pangeran Khalid Mempengaruhi Jalannya Peperangan Selanjutnya
Pasukan Khalid bin Saud dan Ismail Bik melakukan perjalanan ke selatan Riyadh untuk menghadapi front yang melawan. Front tersebut bertempur melawan kekuatan pasukan Mesir. Â Dan pasukan Muhammad Ali dikalahkan di Helwa, kemudian kembali ke Riyadh setelah kekalahan tersebut. Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa penting yang mempengaruhi jalannya peristiwa untuk sementara waktu.
Apa yang terjadi cukup untuk meningkatkan semangat Imam Faisal, yang mendorongnya untuk pergi ke selatan Riyadh dan bergabung dengan front yang melawan Pangeran Khalid. Tetapi keadaan tidak berjalan seperti yang ia harapkan, karena Pangeran Khalid bin Saud berhasil mengikutsertakan kabilah-kabilah Subay’ dan Qahtan, yang berpihak padanya. Dan akhirnya Imam Faisal bin Turki, yang dikepung oleh Khalid bin Saud di Riyadh, terpaksa harus mematahkan pengepungan tersebut.
Pasukan Khorshid Pasha: Kekuatan Baru Yang Menentukan
Pasukan Mesir sangat diuntungkan oleh kedatangan ekspedisi baru yang dipimpin oleh Khorshid Pasha, yang berbaris dari Hejaz ke Qassim. Hingga pada akhirnya tiba di selatan Riyadh, tempat Imam Faisal berada.
Abdullah bin Rasyid mengambil keuntungan dari situasi tersebut dan menemui Khorshid Pasha di Madinah, dan meminta bantuannya untuk memulihkan Hail dari Issa bin Ali. Sebagai imbalannya ia mendukung pasukan Mesir. Dan Khurshid pun akhirnya memberinya kekuatan yang mengembalikan kekuasaan Hail kepadanya.
Imam Faishal Pun Menyerah
Akhirnya Pasukan Khurshid Pasha mencapai selatan Riyadh, khususnya Al-Dilam. Saat itu Imam Faishal mengetahui bahwa ia tidak dapat melawan pasukan baru tersebut. Sehingga Imam terpaksa menyerah dan berdamai serta menerima suksesi Pangeran Khalid bin Saud. Kemudian Imam Faisal dibawa ke Mesir dan dipenjarakan di sana, yaitu pada tahun 1254 H / 1838 M.
Sumber: Dr. Faishal Al Saud, Mujaz Tarikh Ad-Daulah As-Suudiyah. Cetakan Pertama (Majmaah University:2018)
Seri Jejak Sejarah Negara Saudi Kedua:
- Kondisi Setelah Jatuhnya Negara Saudi Pertama
- Hegemoni Kekuatan Yang Muncul Pasca Ditinggal Ibrahim Pasha (1)
- Hegemoni Kekuatan Yang Muncul Pasca Ditinggal Ibrahim Pasha (2)
- Pendirian Negara Saudi Yang Kedua
- Imam Turki dan Rival-Rival Tangguhnya
- Berakhirnya Kekuasaan Imam Turki bin Abdullah
- Imam Faishal bin Turki Al Saud: Penguasa Kedua Negara Saudi Kedua
- Awal Guncangan Pemerintahan Imam Faisal Bin Turki Pada Periode Pertama Pemerintahannya
- Pergerakan Ismail Bik dan Khalid bin Saud: Akhir Pemerintahan Imam Faishal di Periode pertamanya