Ketika Pangeran Abdullah bin Thunayyan melakukan perjalanan ke timur dan barat untuk menguasai wilayah terbesar terbesar di Jazirah Arab, yang tidak ia duga adalah kembalinya Imam Faishal bin Turki dari Mesir pada tahun 1259 H / 1843 M.
Sekembalinya dari Mesir Imam Faishal langsung menuju ke Hail. Ini karena dua alasan:
-Pertama: Hubungan Imam Faishal yang kuat dengan Abdullah bin Rasyid, Emir Hail.
-Kedua: Karena kota ini paling dekat dengan wilayah-wilayah Najd dari utara Hijaz. Imam menetap di Hail dan menulis surat kepada para pangeran Najd, meminta mereka untuk bergabung dengannya.
Berakhirnya Kekuasaan Abdullah bin Thunayyan
Setelah mengetahui hal itu, Pangeran Abdullah bin Thunayyan berangkat ke Qassim untuk mencegah para pangeran Najd berhubungan dengan Imam Faishal. Ia juga ingin mencegah rakyatnya bergabung dengan pihak Imam.
Namun keadaan tidak berjalan sesuai dengan yang diinginkan oleh Abdullah bin Thunayyan, dan ia pun kembali ke Riyadh untuk membentengi diri di sana.
Imam Faishal pindah dari Hail ke Qassim dan kemudian ke Riyadh. Saat pengaruh dan posisinya meningkat, dia dan pasukannya mengepung Pangeran Abdullah bin Thunayyan di Riyadh.
Keadaan tersebut memaksa Abdullah bin Thunayyan menyerah, sehingga mengakhiri kekuasaan Ibnu Thunayyan. Ia akhirnya meninggal di penjara sebulan setelah penyerahan dirinya.
Kemenangan Imam Faishal terjadi pada tahun 1259 H / 1843 M. Tahun itu merupakan awal dari pemerintahan Imam Faishal pada periode kedua.
Pretasi Imam Faishal yang Paling Penting Pada Masa Pemerintahannya yang Kedua
Hal pertama yang dipikirkan oleh Imam Faishal adalah penyatuan kembali negara. Ketika kekuasaan Abdullah bin Thunayyan berakhir, Najd sudah berada di bawah kedaulatan Imam Faishal, karena para delegasi datang untuk berbaiat kepadanya setelah ia menguasai Riyadh.
Imam Faishal berpidato di hadapan rakyatnya, seperti yang ia lakukan pada masa pemerintahannya yang pertama. Setelah menyelesaikan penyatuan Najd, ia berpaling ke arah timur Jazirah Arab karena kepentingan strategis dan ekonominya.
Di wilayah timur Jazirah Arab, Al-Ahsa mengambil inisiatif dan menawarkan ketaatan setelah Imam mengutus Abdullah bin Batal sebagai amir di sana dan tanpa perlawanan. Dan setelah bergabungnya Al-Ahsa, daerah-daerah di sekitarnya juga tunduk kepada Negara Saudi Kedua.
Masalah yang Dihadapi Oleh Imam Faishal Bin Turki Pada Masa Pemerintahannya yang Kedua
Imam Faishal bin Turki menghadapi masalah penaklukan padang pasir, terutama beberapa kabilah yang menyerang kafilah-kafilah haji. Tindakan ini dianggap sebagai pelanggaran keamanan dan tantangan terhadap otoritas negara.
Sehingga Imam mencurahkan upayanya untuk memberantas tindakan-tindakan semacam itu.Ia sendiri memimpin pasukannya untuk mendisiplinkan kabilah-kabilah tersebut.
Wafatnya Imam Faishal bin Turki
Imam Faishal wafat Turki – semoga Allah merahmati beliau – wafat pada tahun 1282 H / 1866 M.
Ia wafat setelah melalui kehidupan yang penuh dengan peristiwa dan kepahlawanan untuk penyatuan negara. Itulah kisah kembalinya kekuasaan Imam Faishal Bin Turki di periode keduanya. Dan setelahnya akan kami suguhkan Sejarah setelah wafatnya Imam faishal bin Turki. Dimana ada peristiwa perselisihan antara putra-putra Imam Faishal, serta berakhirnya Negara Saudi kedua.
Sumber: Dr. Faishal Al Saud, Mujaz Tarikh Ad-Daulah As-Suudiyah. Cetakan Pertama (Majmaah University:2018)
Seri Jejak Sejarah Negara Saudi Kedua:
- Kondisi Setelah Jatuhnya Negara Saudi Pertama
- Hegemoni Kekuatan Yang Muncul Pasca Ditinggal Ibrahim Pasha (1)
- Hegemoni Kekuatan Yang Muncul Pasca Ditinggal Ibrahim Pasha (2)
- Pendirian Negara Saudi Yang Kedua
- Imam Turki dan Rival-Rival Tangguhnya
- Berakhirnya Kekuasaan Imam Turki bin Abdullah
- Imam Faishal bin Turki Al Saud: Penguasa Kedua Negara Saudi Kedua
- Awal Guncangan Pemerintahan Imam Faisal Bin Turki Pada Periode Pertama Pemerintahannya
- Pergerakan Ismail Bik dan Khalid bin Saud: Akhir Pemerintahan Imam Faishal di Periode pertamanya
- Kondisi dan Peta Kekuatan Setelah Berakirnya Pemerintahan Imam Faishal di Periode Pertamanya
- Kembalinya Kekuasaan Imam Faishal bin Turki di Periode Kedua Pemerintahannya