Pasar Perumahan Arab Saudi Mengalami Lonjakan Permintaan
Pasar perumahan di Arab Saudi mengalami lonjakan permintaan, dengan 72% warga Saudi dan ekspatriat menyatakan minat untuk memiliki rumah, menurut laporan terbaru. Laporan Knight Frank Saudi Report 2025 mengungkapkan bahwa warga berpenghasilan tinggi yang memperoleh lebih dari SR50.000 ($13.300) per bulan memimpin tren ini, dengan 93% di antaranya secara aktif mencari properti untuk dibeli. Survei terhadap 1.037 responden—terdiri dari 835 warga Saudi dan 100 ekspatriat—juga menunjukkan meningkatnya minat dari kalangan ekspatriat, di mana 77% di antaranya berkeinginan untuk memiliki rumah di kerajaan.
Target Kepemilikan Rumah dalam Visi 2030 Semakin Dekat
Tingkat kepemilikan rumah di Arab Saudi telah mencapai 63,7% pada 2023, mendekati target pemerintah sebesar 70% dalam Vision 2030. Namun, keterjangkauan masih menjadi tantangan utama, mendorong sebagian pembeli untuk mempertimbangkan opsi sewa. Nilai total transaksi perumahan pada 2024 melonjak menjadi SR267,8 miliar dengan 236.690 transaksi penjualan, mencatat kenaikan volume transaksi sebesar 37% dan peningkatan nilai sebesar 27% dibandingkan 2023.
Keinginan memiliki rumah didorong oleh peluang investasi, lingkungan yang ramah keluarga, dan akses ke hunian berkualitas. Berdasarkan survei, 48% responden menyatakan kebutuhan akan tempat tinggal utama, sementara 31% mencari rumah untuk anak atau keluarga besar. Kota-kota besar seperti Riyadh, Jeddah, dan Dammam mengalami pertumbuhan harga yang signifikan. Di Riyadh, harga apartemen melonjak 75% sejak 2019, sementara harga vila naik 40%. Jeddah mencatat lonjakan transaksi residensial sebesar 53% pada 2024, dengan total nilai properti meningkat 43%.
Strategi Pembiayaan dan Perubahan Preferensi Konsumen
Laporan Knight Frank menjelaskan bahwa hampir 58% pembeli Saudi mengandalkan dukungan keluarga untuk membeli rumah, sementara 40% menggunakan solusi pembiayaan mandiri. Transaksi berbasis hipotek semakin meningkat, didorong oleh program pemerintah seperti Sakani dan Dhamanat yang mempermudah akses ke pinjaman perumahan.
Preferensi hunian juga mengalami perubahan. Lebih dari separuh responden lebih memilih vila, terutama di kalangan warga Saudi berpenghasilan tinggi. Sementara itu, townhouse dan apartemen semakin diminati oleh pembeli muda dan keluarga berpenghasilan menengah.
Meskipun permintaan kepemilikan rumah tetap tinggi, permintaan sewa juga meningkat. Warga muda Saudi dan ekspatriat semakin memilih opsi hunian fleksibel akibat kenaikan harga. Riyadh dan Jeddah menjadi pilihan utama pembeli, dengan 54% responden lebih menyukai ibu kota sebagai lokasi tempat tinggal.
Prospek Masa Depan: Menyeimbangkan Pertumbuhan dan Keterjangkauan
Meskipun pemerintah terus berupaya meningkatkan pasokan perumahan, tantangan keterjangkauan tetap ada, terutama bagi pembeli berpenghasilan menengah. Laporan tersebut mencatat adanya ketidaksesuaian antara harga pasar dan anggaran pembeli, dengan harga rata-rata vila empat kamar di Riyadh mencapai SR2,8 juta—di atas kisaran SR750.000–SR2,5 juta yang menjadi target sebagian besar pembeli.
Seiring dengan mendekatnya Arab Saudi ke target 70% kepemilikan rumah, faktor keterjangkauan, kenaikan harga, dan perubahan preferensi konsumen akan membentuk arah perkembangan sektor perumahan. Dengan investasi berkelanjutan dalam Vision 2030, pasar kepemilikan rumah dan sewa diperkirakan akan terus berkembang di masa mendatang.
Sumber : Ahmed Ghandour (2025). Saudi Housing Demand Skyrockets as Kingdom Eyes 70% Homeownership. Leaders. Diakses dari https://www.leaders-mena.com/saudi-housing-demand-skyrockets-as-kingdom-eyes-70-homeownership/