Arab Saudi terus mencatat kemajuan luar biasa dalam upaya mentransformasi ekonomi dan masyarakat melalui program ambisius Vision 2030. Menurut Menteri Investasi Arab Saudi, Khalid Al-Falih, sebanyak 85 persen dari target Vision 2030 telah tercapai atau berada di jalur yang benar untuk diselesaikan pada akhir 2024.
Pernyataan ini disampaikan Al-Falih dalam Konferensi Fortune Global Forum di Riyadh. Ia menegaskan bahwa Vision 2030 telah menjadi tonggak penting dalam mengubah struktur ekonomi nasional, terutama dengan mengurangi ketergantungan pada sektor minyak dan memperkuat sektor non-migas.
Kontribusi Sektor Non-Minyak Terus Meningkat
Sejak diluncurkan pada tahun 2016, Vision 2030 berfokus pada pembangunan ekonomi yang beragam dan berkelanjutan. Menurut Al-Falih, kontribusi sektor non-minyak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kini mencapai 56 persen, naik signifikan dari 40 persen sebelum program dimulai.
Lebih dari itu, ukuran ekonomi Arab Saudi telah tumbuh dua kali lipat — dari sekitar $650 miliar menjadi $1,3 triliun sejak peluncuran Vision 2030. Capaian ini menjadi bukti nyata keberhasilan strategi diversifikasi ekonomi yang diterapkan oleh kerajaan.
Riyadh Jadi Pusat Bisnis Regional
Salah satu inisiatif strategis Vision 2030 adalah menjadikan Riyadh sebagai pusat bisnis internasional di kawasan Timur Tengah melalui program Regional Headquarters (RHQ).
Hingga kini, 675 perusahaan global telah memperoleh izin untuk membuka kantor pusat regional di Riyadh, melampaui target awal sebanyak 500 kantor pada tahun 2030.
Program RHQ ini memberikan sejumlah insentif menarik seperti pembebasan pajak perusahaan hingga 30 tahun, keringanan pajak pemotongan (withholding tax relief), serta dukungan regulasi yang ramah investasi.
Beberapa perusahaan multinasional besar yang telah membuka kantor pusat regionalnya di Riyadh antara lain Northern Trust, IHG Hotels & Resorts, PwC, dan Deloitte. Al-Falih juga menambahkan bahwa bank asal Inggris, Barclays, akan segera memperoleh izin untuk membuka kantor pusat regionalnya di Riyadh dalam waktu dekat.
Dampak Sosial dan Tenaga Kerja yang Positif
Transformasi Vision 2030 tidak hanya berdampak pada ekonomi, tetapi juga membawa perubahan sosial yang besar.
Tingkat pengangguran di Arab Saudi kini turun menjadi sekitar 7 persen, angka yang jauh lebih rendah dibanding beberapa tahun sebelumnya. Sementara itu, partisipasi perempuan dalam angkatan kerja meningkat hingga 37 persen, melampaui target yang ditetapkan dalam Vision 2030.
Al-Falih menegaskan bahwa pencapaian ini mencerminkan komitmen kerajaan dalam membangun ekonomi yang inklusif dan berdaya saing global. Ia menambahkan bahwa sebagian besar target Vision 2030 telah “tercapai atau bahkan melampaui ekspektasi.”
Masa Depan Ekonomi Arab Saudi
Dengan kemajuan pesat dalam delapan tahun terakhir, Vision 2030 kini memasuki fase matang menuju pencapaian penuh.
Keberhasilan memperluas sektor non-minyak, menarik investasi asing, dan menciptakan lapangan kerja baru menunjukkan bahwa Arab Saudi berada di jalur yang tepat menuju ekonomi masa depan yang beragam, tangguh, dan berkelanjutan.
Transformasi besar ini menjadikan Arab Saudi sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi paling dinamis di dunia, sekaligus menegaskan posisi kerajaan sebagai kekuatan ekonomi utama di kawasan Timur Tengah.
Referensi
Narayanan, N. (2025). Saudi Arabia’s Vision 2030 transformation 85% complete, says Al-Falih. Arab News. Diakses dari https://arab.news/4x3p7