Tesla di Arab Saudi kini bukan lagi wacana. Perusahaan mobil listrik milik Elon Musk ini resmi membuka operasinya di Kerajaan Arab Saudi pada Kamis, 10 April 2025. Ini menandai awal kemitraan baru yang menarik antara Tesla dan negara kaya minyak tersebut.
Peluncuran ini menjadi langkah penting dalam transformasi Arab Saudi menuju era energi bersih. Video Cybertruck melaju di gurun pasir menjadi sorotan utama acara—penuh gaya dan dramatis, membuat para tamu terpukau.
Tesla di Arab Saudi Buka Showroom Pertama
Showroom pertama Tesla di Saudi dibuka secara resmi di tengah tren penurunan penjualan global Tesla, yang anjlok 13% pada kuartal pertama 2025. Ini adalah kinerja terburuk dalam tiga tahun terakhir.
Beberapa analis menyebut penurunan ini disebabkan oleh:
- Meningkatnya persaingan dari merek EV lain,
- Desain kendaraan Tesla yang mulai terasa “basi,” dan
- Kontroversi politik yang melibatkan Elon Musk.
Meski begitu, pembukaan showroom di Saudi memberi harapan baru bagi Tesla di pasar Timur Tengah.
Target Ambisius: 30% Kendaraan Listrik dalam 5 Tahun
Saat ini, hanya sekitar 1% kendaraan di Arab Saudi yang bertenaga listrik. Tapi pemerintah punya target besar: mencapai 30% kendaraan listrik dalam lima tahun ke depan.
Lucid Motors—kompetitor Tesla yang sebagian sahamnya dimiliki Arab Saudi—sudah lebih dulu hadir di pasar. Kini Tesla ikut bersaing, dengan membawa Cybertruck dan Model Y ke tanah gurun.
Musk Tak Hadir, Tapi Tesla Tetap Optimis
Dalam acara peluncuran, tim Tesla memamerkan rencana ke depan:
- Pemesanan mobil bisa dilakukan secara online,
- Toko pop-up akan hadir di mal-mal besar,
- Akan dibangun stasiun pengisian daya cepat dan pusat servis di kota-kota utama.
Sayangnya, Elon Musk tidak hadir di acara tersebut. Banyak penggemar, termasuk Mohammed Usama yang sudah berada dekat panggung, mengaku kecewa.
Tantangan Terbesar Tesla di Arab Saudi: Infrastruktur Masih Terbatas
Ambisi tinggi Arab Saudi belum diimbangi dengan infrastruktur EV yang memadai. Sebagai contoh, jalur utama Riyadh ke Makkah sejauh 900 km belum memiliki satu pun stasiun pengisian daya listrik.
Saat ini Saudi hanya memiliki 101 stasiun pengisian, sementara Uni Emirat Arab (UAE) sudah memiliki 261 stasiun—padahal populasi mereka jauh lebih kecil.
Tesla berencana membangun infrastruktur baru di tiga kota besar: Riyadh, Jeddah, dan Dammam.
Dulu Berseteru, Kini Berdamai
Elon Musk dan Dana Investasi Publik Saudi (PIF) sempat berseteru pada tahun 2018. Saat itu, Musk menulis tweet bahwa Tesla akan menjadi perusahaan privat dengan dana yang “sudah diamankan”—yang ternyata tidak terbukti dan memicu gugatan dari investor.
Dalam percakapan pribadi, Musk bahkan menuduh pihak Saudi “melemparnya ke bawah bus.” Namun kini hubungan mereka membaik. Mereka bahkan terlihat duduk bersama di acara UFC, bersama mantan Presiden Donald Trump—tanda hubungan bisnis kembali harmonis.
Dengan peluncuran Cybertruck di gurun dan showroom baru yang dibuka, Tesla di Arab Saudi menandai babak baru dalam revolusi kendaraan listrik. Meski banyak tantangan, mulai dari infrastruktur hingga persaingan pasar, Arab Saudi tampaknya serius menjadi pemain besar di sektor ini.
Baca juga : Arab Saudi Incar Lebih Banyak Arus Modal Asing
📌 Sumber:
- Reuters (2025). Cybertrucks in the desert: Tesla launches in Saudi Arabia.
- ArabNews. Diakses dari: https://arab.news/mqykf