Kota Madinah (Sumber: pexels.com)
Madinah, kota suci kedua umat Islam, baru saja kembali meraih akreditasi “kota sehat” dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk kedua kalinya. Raihan ini menjadikan Madinah sebagai kota sehat terbesar kedua di Timur Tengah setelah Jeddah, dan satu-satunya kota berpenduduk lebih dari satu juta yang mendapatkan status ini pada tahun 2025. Artikel ini membahas bagaimana Madinah menetapkan standar “kota sehat” di bawah sorotan Saudi Vision 2030 serta relevansi untuk pengembangan kota sehat di negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Apa itu Kota Sehat versi WHO?
“Kota sehat” (healthy city) adalah kota yang terus-menerus membangun dan meningkatkan lingkungan fisik serta sosialnya, dan memperluas sumber daya komunitas yang memungkinkan warganya saling mendukung untuk mencapai potensi maksimal mereka. Untuk mendapatkan akreditasi ini, sebuah kota harus memenuhi 80 kriteria ketat WHO yang meliputi:
- Ruang terbuka hijau dan taman,
- Area pedestrian yang aman,
- Promosi kesehatan di pusat layanan primer serta sekolah,
- Air bersih dan sanitasi layak,
- Keamanan pangan,
- Kesiapan menghadapi situasi darurat,
- Partisipasi aktif masyarakat,
- Kolaborasi lintas sektor.

Perjalanan Madinah Menuju Kota Sehat
Pencapaian ini tidak lepas dari kolaborasi antara pemerintah daerah, universitas (khususnya Universitas Taibah), organisasi kemasyarakatan, hingga relawan. Madinah pun berhasil memperoleh skor 80 dalam penilaian WHO, melebihi batas minimum yang sangat ketat.

Kota ini berfokus pada pembangunan ruang publik, sanitasi, promosi gaya hidup sehat, hingga pemberdayaan ekonomi lokal melalui program dukungan UMKM dan pinjaman mikro. Semua inisiatif tersebut dirancang untuk menciptakan gaya hidup berkelanjutan yang sejalan dengan sasaran Saudi Vision 2030: meningkatkan kualitas hidup setiap warganya sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis masyarakat.
Dampak dan Inspirasi Global
Dengan diraihnya akreditasi “kota sehat”, Madinah kini bergabung dengan 15 kota lainnya di Arab Saudi yang sudah lebih dulu diakui WHO, seperti Jeddah, Taif, Tabuk, Ad-Diriyah, Unaizah, Jalajel, Al-Mandaq, Al-Jumum, Riyadh Al-Khubra, dan Sharurah. Keberhasilan ini memperkuat posisi Arab Saudi sebagai pelopor pengembangan kota sehat berkelanjutan tingkat regional maupun global.
Kisah sukses Madinah memvalidasi pentingnya kolaborasi berbagai pemangku kepentingan, inovasi lintas sektor, dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan kota—hal yang sangat relevan dengan tantangan urbanisasi di Indonesia. Bandung, Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lain dapat mengadopsi prinsip “kota sehat” sebagai strategi mewujudkan kualitas hidup warganya yang lebih baik di tengah pesatnya pertumbuhan penduduk dan perubahan iklim.
Baca juga: Arab Saudi Gencar Memulihkan Situs-Situs Suci Bersejarah di Madinah
Referensi:
- Arab News. (2025). Madinah wins new WHO ‘healthy city’ accreditation. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2610220/saudi-arabia.
- Turkic World. (2025). Madinah wins new WHO ‘healthy city’ accreditation. Diambil dari https://turkic.world/en/articles/world_news/398663.
- Fatima, S. (2025). Madinah accredited as WHO ‘healthy city’ for second time. Diambil dari https://www.siasat.com/madinah-accredited-as-who-healthy-city-for-second-time-3253265/.