Ada empat fase dalam penyatuan wilayah-wilayah ke dalam pemerintahan Negara Saudi Pertama. Di edisi sebelumnya sudah dibahas fase pertama, yaitu fase penyatuan Najd dan wilayah-wilayah sekitarnya. Kemudian fase kedua, penggabungan Al-Ahsa ke dalam bagian Negara Saudi Pertama. Dan artikel berikut akan membahas fase ketiga, yaitu fase penggabungan Hijaz.
Di Era Negara Saudi Pertama, para penguasa Hijaz berlindung kepada Kekaisaran Ottoman, karena pemerintahan Hijaz berada di bawah kekuasaannya. Pada waktu itu hubungan antara Asyraf (jamak dari Syarif, dan Syarif adalah keturunan dari Hasan yang berkuasa di Hijaz saat itu) dan Negara Saudi Pertama telah terjalin di awal dakwah syeikh Muhammad bin Abdul Wahab.
Tiga puluh ulama pergi ke Hijaz pada era kepemimpinan Syarif Saud bin Said yang memimpin antara 1146 M/ 1733 M – 1165 H/1751 M. Mereka berdebat dengan ulama Makkah. Dan setelah bisa menegakkan hujah dan menyampaikan argumennya, kemudian Asyraf menghalangi pengikut dakwah Syekh Muhammad bin Abdul Wahab untuk berhaji.
Namun, di era kepemimpinan Syarif Ahmad bin Said tahun 1184 H/ 1770 M, hubungan antara Asyraf dan pemimpin Negara Saudi Pertama membaik. Syarif Ahmad meminta Imam Abdulaziz bin Muhammad untuk mengutus seseorang yang bisa menjelaskan hakikat dakwah. Kemudian diutuslah Syekh Abdulaziz Alhusyni ke Hijaz. Syekh Alhusayn berdiskusi dengan para ulama Hijaz seputar ushul dakwah(dasar-dasar dakwah). Kemudian Syekh kembali dengan dihormati dan dicintai.
Setelah Syarif Ahmad bin Said digantikan oleh Syarif Surur bis Musaid tahun 1186 H / 1772 M, dia mengacaukan kesepahaman antara Negara Saudi Pertama dengan Asyraf. Dan dia melarang pengikut dakwah untuk berhaji pada tahun 1197 H/ 1782 M. Namun, setelah Imam Abdulaziz memberi hadiah yang sangat berharga, barulah dia mengizinkan kaum muslimin untuk berhaji.
Pada tahun 1202 H/ 1787 M kepemimpinan di Hijaz berganti ke Syarif Ghalib bin Musaid. Dia meminta Negara Saudi Pertama untuk mengirimkan ulama yang bisa dijadikan mereka tempat berdiskusi terkait asas-asas dakwah. Kemudian dikirimlah Syekh Abdulaziz Alhusayn lagi. Namun para ulama Hijaz menolak berdiskusi dengannya.
Namun, di suatu kesempatan, Syarif Ghalib bin Musaid mengirim saudaranya yang bernama Abdulaziz bin Musaid sebagai pemimpin pasukan. Tergabung di dalam pasukan tersebut sebagian kabilah Sammar dan kabilah Mutayr. Namun serangan pasukan terhadap Negara Saudi Pertama isa digagalkan.
Pada tahun 1210 H/1796 M Syarif Galib Kembali menyiapkan pasukan untuk menyerang. Pasukan tersebut dipimpin oleh Syarif Nasir bin Yahya. Sampai di atas Najd. Bertempurlah dua pasukan tantara. Dan pertrmpuran dimenangkan oleh tantara Saudi. Hal ini menyebabkan Syarif Nasir dan beberapa tantara tersisa untuk kabur ke Hijaz.
Konfrontasi kedua kubu terus berlangsung sampai pada akhirnya di tahun 1218 H/ 1804 M. Ketika itu situasi dan kondisi memaksa Syarif Ghalib untuk melarikan diri dari Makkah. Dia mengutus saudaranya Syarif Abdulmuin untuk menemui Imam Saud bin Abdulaziz. Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk menawarkan Hijaz bergabung menjadi bagian Negara Saudi Pertama dengan syarat dia dijadikan pemimpin di Hijaz. Seketika setujulah Imam Saud, dan memasuki Makkah tanpa peperangan.
Lokasi Hijaz
Hijaz (bahasa Arab: الحجاز, translit. al-Ḥijāz, har. ‘pembatas’) adalah sebuah wilayah di pesisir barat Jazirah Arab. Hijaz menjadi lokasi dari dua kota suci dalam agama Islam, yaitu Makkah dan Madinah.
Hijaz berlokasi di bagian barat Semenanjung Arab. Lokasi Hijaz berada di tepi pantai Semenanjung Arab yang posisi wilayahnya dari tengah ke selatan. Posisi Hijaz pada bagian tenggara dari tepian Laut Merah.

Sumber:
- Dr. Faishal Al Saud, Mujaz Tarikh Ad-Daulah As-Suudiyah. Cetakan Pertama (Majmaah University:2018)
- Wikipedia contributors, n.d., Hijaz, Wikipedia. Available at: https://id.wikipedia.org/wiki/Hijaz (Accessed: 23 January 2025).