Setiap tahun pada tanggal 16 September, Arab Saudi bergabung dengan komunitas global untuk memperingati Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon. Peringatan ini menandai penandatanganan Protokol Montreal pada tahun 1987, yang merupakan salah satu perjanjian lingkungan paling sukses dalam sejarah.
Menanggapi bukti ilmiah yang mengkhawatirkan tentang penipisan lapisan ozon, komunitas internasional mengambil langkah kolektif yang menentukan. Pada 22 Maret 1985, sebuah fondasi kerja sama global telah diletakkan saat 28 negara menyetujui dan menandatangani Konvensi Wina untuk Pelestarian Lapisan Ozon.

Tonggak Sejarah Perlindungan Lapisan Ozon: Dari Konvensi Wina ke Protokol Montreal
Empat puluh tahun yang lalu, berbagai negara di dunia berkumpul di bawah naungan Konvensi Wina. Mereka sepakat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat guna melindungi manusia dan planet dari bahaya radiasi UV yang diakibatkan oleh kerusakan lapisan ozon.
Dua tahun kemudian, Protokol Montreal disahkan pada tahun 1987. Protokol ini menargetkan klorofluorokarbon (CFC), yaitu bahan kimia yang digunakan dalam pendingin, semprotan aerosol, dan produksi busa. Bahan kimia tersebut mulai dihapuskan secara bertahap, yang membuka jalan bagi pemulihan lapisan ozon.
Pimpin Aksi Global, Arab Saudi Perkuat Komitmen Lindungi Perisai Bumi
Perjanjian ozon telah menjadi simbol konsep “from science to global action” yang menjadi tema Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon tahun ini.
Setiap tahun pada tanggal 16 September, Arab Saudi bergabung dengan komunitas global. Partisipasi ini memperkuat komitmennya terhadap perjanjian internasional dan regional yang berfokus pada pelestarian lapisan ozon.
Arab Saudi secara aktif berpartisipasi dalam berbagai inisiatif perlindungan lingkungan dan keberlanjutan global. Melalui partisipasi tersebut, negara ini telah memposisikan diri sebagai pemimpin di tingkat regional maupun global. Kepemimpinan ini terlihat jelas, terutama dalam upaya perlindungan lingkungan dan pelestarian lapisan ozon.
Peran positif ini mencakup implementasi berbagai inisiatif dan proyek teknis yang bekerja sama dengan sektor publik dan swasta. Proyek-proyek ini bertujuan untuk secara bertahap menghentikan penggunaan zat perusak ozon, terutama di industri isolasi, pendingin, dan pendingin udara.
Integrasi Perlindungan Ozon dalam Visi Pembangunan dan Lingkungan Arab Saudi
Mohammed Faisal, seorang profesor botani di Universitas King Saud, mengatakan kepada Arab News bahwa komitmen Kerajaan Arab Saudi tidak hanya terbatas pada Protokol Montreal. Ia menjelaskan bahwa perlindungan lapisan ozon telah diintegrasikan ke dalam strategi lingkungan yang lebih luas, seperti Inisiatif Hijau Saudi dan Visi 2030, yang tujuannya secara alami sejalan dengan pelestarian ozon karena menekankan pada pengurangan emisi dan pembangunan berkelanjutan.
Faisal menambahkan bahwa selain kebijakan, Arab Saudi juga sedang membangun jaringan luas kawasan lindung dan cagar alam sebagai cerminan komitmennya. Menurutnya, kawasan-kawasan ini tidak hanya melestarikan keanekaragaman hayati dan memulihkan ekosistem, tetapi juga secara tidak langsung mendukung perlindungan ozon dan iklim dengan mendorong penggunaan lahan yang berkelanjutan.
Ia menambahkan bahwa salah satu contoh yang menonjol adalah Kawasan Konservasi Laut Pulau Farasan di Laut Merah. Kawasan ini merupakan suaka alam yang kaya akan keanekaragaman hayati untuk melindungi terumbu karang dan mangrove. Menurutnya, ekosistem seperti ini berfungsi sebagai penyerap karbon alami dan perisai vital terhadap perubahan iklim, sehingga memperkuat tujuan lingkungan Kerajaan yang lebih luas.
Lubang Ozon 2024 Mengecil, PBB Optimistis Tren Pemulihan Jangka Panjang
Lapisan ozon terus pulih, dan diperkirakan akan pulih sepenuhnya pada pertengahan abad ini, kata PBB pada Selasa (16/09/2025).
Diterbitkan pada Hari Internasional untuk Pelestarian Lapisan Ozon, buletin terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia menunjukkan bahwa lubang ozon pada tahun 2024 lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun faktor-faktor atmosfer alami bertanggung jawab atas tingkat deplesi yang rendah, tren jangka panjangnya positif, kata badan PBB tersebut.
Kerusakan lapisan ozon pernah dianggap sebagai tantangan lingkungan paling mendesak bagi umat manusia. Lapisan ozon, yang merupakan bagian dari stratosfer Bumi, berfungsi sebagai perisai pelindung terhadap radiasi ultraviolet matahari, paparan yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit, katarak, dan kerusakan ekosistem.
Baca juga: Revolusi Kesehatan Jazan: Ratusan Jalur Pejalan Kaki Dibangun untuk Komunitas Aktif
Sumber : Hassan, R. (2025, 16 September). Saudi Arabia joins global community in marking International Ozone Day. Arab News. https://www.arabnews.com/node/2615530/saudi-arabia