Setelah Raja Abdulaziz mendapatkan kemenangan di Turba, kekuatan pasukannya menguat. Namun tidak dipungkiri adanya campur tangan Inggris dalam konflik di Hijaz membuatnya waspada.
Larangan Haji bagi Para Penduduk Najd
Sharif Hussein bin Ali mencegah para penduduk Najd untuk menunaikan ibadah haji. Ia tidak mendapatkan keuntungan dari intervensi Inggris. Hal itu dikarenakan getolnya Raja Abdulaziz dalam melindungi dan menjaga situs-situs suci.
Konferensi Riyadh untuk Menyikapi Pelarangan Haji dari Sharif Hussen
Tekadnya dalam menjaga situs suci mendorong Raja Abdulaziz untuk mengadakan konferensi di Riyadh, yang diikuti oleh para ulama Najd, para pemimpin Al Hadhirah (perkotaan) dan AL Badiyah (pedalaman atau padang pasir), pada tahun 1342 H/1924 M.
Konferensi tersebut diketuai oleh Imam Abdul Rahman bin Faisal. Dan diputuskan dalam konferensi tersebut untuk menunaikan ibadah haji meskipun ada larangan.
Pertempuran Raja Abdulaziz dan Sharif Hassan
Raja Abdulaziz membentuk pasukan yang terdiri dari lima belas brigade di bawah komando Khalid bin Lu’ay dan Sultan bin Bajad. Pasukan ini bertemu di Turbah dan kemudian berbaris menuju Taif pada tahun 1343 H/ 1925 M.
Pertemuan antara pasukan Raja Abdulaziz dengan pasukan Sharif Hassan terjadi di Hawiya. Hasilnya adalah kekalahan Sharif dan masuknya pasukan Raja Abdulaziz ke Taif.
Setelah itu pasukan Raja Abdulaziz terus berbaris menuju Mekah dan bentrok dengan pasukan Sharif. Kemudian Sharif Hassan menyerahkan tahta raja kepada putranya, Ali, mungkin sebagai solusi atas perselisihan tersebut.
Namun, tindakan ini tidak menghalangi tentara Saudi untuk berbaris menuju Mekkah, yang memaksa Ali bin al-Hassan mundur dari Mekkah ke Jeddah. Dan tentara Saudi memasuki Mekkah tanpa perlawanan pada tanggal 17 Rabiul Awwal 1343 H/ 1924 M. Kemudian Raja Abdulaziz tiba pada tanggal 7 Jumadil Awwal 1343 H/ 1924 M.
Ali bin Aal-Hassan membentengi diri di Jeddah. Dan Raja Abdulaziz memutuskan untuk mengepungnya di Jeddah. Dan mengirim pasukan ke Madinah untuk mengepungnya. Dia juga mengirim pasukan ke Al-Qunfudhah, Al-Leith, dan Rabigh. Hingga akhirnya Raja Abdulaziz berhasil menambahkannya ke dalam kekuasaan Raja Abdulaziz.
Kemenangan Pasukan Abdulaziz: Hijaz Menjadi Bagian Saudi
Pengepungan Jeddah oleh tentara Saudi berlangsung selama lebih dari satu tahun, hingga Ali bin al-Hassan merasa tidak mampu melawan, dan meminta perdamaian setelah itu. Perjanjian Jeddah ditandatangani pada tahun 1344 H/1925 M. Setelah itu Sharif Ali meninggalkan Jeddah menuju Irak.
Sedangkan untuk Madinah, garnisun militer diserahkan kepada Pangeran Muhammad bin Abdulaziz pada 1344H/1925M. Dengan demikian, Raja Abdulaziz berhasil menggabungkan Al Hijaz ke negara Saudi.
Sumber: Dr. Faishal Al Saud, Mujaz Tarikh Ad-Daulah As-Suudiyah. Cetakan Pertama (Majmaah University:2018)
Seri Jejak Sejarah Kerajaan Arab Saudi
- Kelahiran Abdulaziz, Sang Pendiri Kerajaan Arab Saudi
- Peristiwa Sebelum Raja Abdulaziz Merebut Kembali Riyadh
- Abdulaziz: Meninggalkan Kuwait dan Merebut Kembali Riyadh (1319 H)
- Ekspansi Raja Abdulaziz ke Wilayah Selatan Najd, Sudair dan Al Washm
- Ekspansi Raja Abdulaziz ke Qassim
- Ekspansi Raja Abdulaziz ke Qassim (bagian 2)
- Ekspansi Raja Abdulaziz ke Al-Ahsa
- Ekspansi Raja Abdulaziz ke Hail
- Ekspansi Raja Abdulaziz ke Hijaz Menjelang Terbentuknya Kerajaan Arab Saudi (1)
- Ekspansi Raja Abdulaziz ke Hijaz Menjelang Terbentuknya Kerajaan Arab Saudi (2)