Upaya diversifikasi ekonomi Arab Saudi dan ekspansi sektor non-migas yang kuat, sejalan dengan Visi 2030, diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan pada tahun 2025, menurut analisis terbaru.
First Abu Dhabi Bank (FAB), dalam laporan terbarunya, memperkirakan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) non-energi Arab Saudi akan tumbuh sebesar 4,4 persen pada tahun 2025, meningkat dari 3,5 persen pada tahun sebelumnya. Proyeksi ini selaras dengan laporan PwC yang juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi non-migas sebesar 4,4 persen tahun ini.
Pada Januari, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Arab Saudi secara keseluruhan akan berkembang sebesar 3,3 persen pada tahun 2025, dengan pertumbuhan lebih lanjut sebesar 4,1 persen pada tahun 2026.
Analisis FAB juga sejalan dengan laporan terbaru dari Riyad Bank, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Arab Saudi mencapai 4,8 persen pada tahun 2025.
Peningkatan Peringkat Kredit oleh Moody’s
“Pandangan positif kami terhadap lanskap makroekonomi GCC pada tahun 2025 semakin diperkuat oleh peningkatan peringkat kredit Arab Saudi oleh Moody’s,” kata FAB.
Pada November 2024, lembaga pemeringkat global Moody’s meningkatkan peringkat kredit Arab Saudi dan entitas pemerintah terkait dari A1 menjadi Aa3 dengan prospek stabil.
Peringkat A1 menunjukkan tingkat kredit yang kuat dengan risiko rendah, tetapi masih memiliki beberapa sensitivitas terhadap perubahan kondisi ekonomi. Sementara itu, peringkat Aa3 berada satu tingkat lebih tinggi dalam kategori “investment grade”, mencerminkan kualitas kredit yang lebih baik, risiko yang lebih rendah, serta kepercayaan lebih tinggi dari investor global terhadap stabilitas ekonomi Arab Saudi.
Menurut Moody’s, peringkat Aa3 diberikan kepada negara dan entitas dengan kualitas tinggi, risiko kredit rendah, serta kemampuan kuat untuk membayar utang jangka pendek.
Peningkatan ini mencerminkan keberhasilan Arab Saudi dalam diversifikasi ekonominya serta pengurangan ketergantungan terhadap fluktuasi pasar minyak dan tantangan transisi karbon dalam jangka panjang.
Pertumbuhan Ekonomi Regional
Menurut laporan tersebut, pertumbuhan PDB di seluruh kawasan Dewan Kerjasama Teluk (GCC) diperkirakan akan meningkat dari 2,1 persen pada tahun 2024 menjadi 4,2 persen pada tahun 2025, didorong oleh pertumbuhan sektor non-energi di berbagai negara.
FAB memperkirakan ekonomi Uni Emirat Arab (UEA) akan tumbuh sebesar 5,6 persen pada tahun 2025, meningkat dari 4,5 persen tahun sebelumnya, melampaui proyeksi pertumbuhan global IMF sebesar 3,2 persen. Pertumbuhan ini didorong oleh investasi strategis, diversifikasi, dan ekspansi sektor non-migas yang kuat.
Berdasarkan proyeksi IMF, ekonomi Mesir diperkirakan tumbuh sebesar 4,1 persen pada tahun 2025, naik dari 2,7 persen pada tahun 2024.
“Tahun 2025 menghadirkan tantangan ekonomi global yang unik, tetapi kawasan GCC terus menonjol sebagai pusat ketahanan dan peluang,” ujar Michel Longhini, kepala Grup Perbankan Privat Global di FAB.
Sektor Non-Migas
Laporan FAB menambahkan bahwa sektor bisnis non-migas di GCC menunjukkan pertumbuhan yang kuat, dengan sebagian besar negara mencatat Indeks Manajer Pembelian/Purchasing Managers’ Index (PMI) di atas 50 sejak akhir 2020, yang menandakan ekspansi.
Bulan ini, laporan S&P Global mengungkapkan bahwa PMI Arab Saudi untuk Januari mencapai 60,5, level tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Di UEA, PMI tercatat sebesar 55 pada Januari, sementara Kuwait mencapai 53,4, Qatar 50,2, dan Mesir 50,7.
“Angka-angka ini menegaskan kekuatan aktivitas domestik, konsumsi, dan investasi swasta. PMI juga mencerminkan keberhasilan strategi diversifikasi ekonomi di kawasan ini, mencakup sektor teknologi, kesehatan, pendidikan, pariwisata, keuangan, energi terbarukan, dan kecerdasan buatan,” kata laporan tersebut.
FAB menambahkan bahwa daya tarik kawasan GCC semakin terlihat dibandingkan dengan PMI manufaktur Zona Euro, yang masih berada di bawah 50. Pertumbuhan sektor non-migas yang stabil, ditambah dengan kemungkinan pelonggaran kuota produksi OPEC+, diperkirakan akan memperkuat prospek ekonomi GCC pada tahun 2025.
Ketahanan Ekonomi GCC
Menurut laporan tersebut, inisiatif nasional seperti Visi 2031 UEA dan Visi 2030 Arab Saudi telah mendorong pertumbuhan di sektor teknologi, startup, dan sektor non-migas di kawasan.
FAB juga memperkirakan pasar ekuitas GCC akan memberikan imbal hasil sebesar 12 hingga 13 persen pada tahun 2025, didukung oleh pemulihan sektor utama dan stabilitas keuangan.
“Didukung oleh diversifikasi ekonomi, kerangka regulasi yang lebih baik, dan prospek pertumbuhan yang kuat, pasar GCC diperkirakan akan menawarkan banyak peluang investasi dalam beberapa bulan mendatang,” ujar FAB.
Peluang Investasi
Laporan ini juga menyoroti beberapa peluang investasi utama di kawasan GCC.
Transformasi digital di kawasan ini berkembang pesat, menciptakan peluang pertumbuhan dan investasi yang signifikan bagi perusahaan yang berfokus pada teknologi inovatif seperti kecerdasan buatan, big data, dan keamanan siber.
Pembangunan infrastruktur di Arab Saudi juga mendorong peningkatan investasi asing langsung di kawasan.
“Investor harus memperhatikan perusahaan yang terlibat dalam konstruksi, pemasok material, dan teknologi, karena sektor-sektor ini berpotensi memperoleh manfaat besar dari perkembangan ini,” kata laporan tersebut.
Keberlanjutan juga menjadi area investasi utama di GCC, dengan pemerintah yang aktif mempromosikan praktik ramah lingkungan. Hal ini membuka peluang investasi baru di sektor energi terbarukan dan pengelolaan limbah.
FAB mencatat bahwa negara-negara seperti Arab Saudi dan UEA sedang melakukan investasi besar dalam energi surya untuk memenuhi kebutuhan energi hijau mereka, memberikan peluang signifikan bagi investor di sektor ini.
Permintaan yang meningkat untuk perusahaan yang sesuai dengan standar ESG (Environmental, Social, and Governance) juga menunjukkan peluang besar dalam keuangan berkelanjutan.
Selain itu, pertumbuhan populasi, perubahan demografi, dan meningkatnya kesadaran mendorong peluang investasi utama di sektor kesehatan GCC.
Mengenai sektor pariwisata, FAB menyatakan, “Dengan berbagai inisiatif yang bertujuan meningkatkan pariwisata, termasuk proyek megaskala seperti NEOM, Expo 2030, dan Piala Dunia FIFA 2034 di Arab Saudi, sektor perhotelan siap untuk tumbuh.”
“Investor dapat menjajaki peluang di hotel, kompleks hiburan, dan layanan pendukung untuk memenuhi meningkatnya jumlah wisatawan,” tambahnya.
Laporan tersebut juga menyoroti sektor real estat sebagai peluang investasi yang menarik, dengan meningkatnya permintaan akan properti residensial dan komersial di kawasan.
FAB mencatat bahwa pengenalan kerangka regulasi, seperti undang-undang kepemilikan properti bagi orang asing, semakin membuka pasar real estat, membuatnya lebih menarik bagi investor domestik dan internasional.
Pada Januari, Otoritas Pasar Modal Arab Saudi mengeluarkan pedoman penting yang memungkinkan investor asing untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Arab Saudi dan memiliki properti di Makkah dan Madinah.
Sumber : Nirmal Narayanan (2025). Saudi Arabia’s economic diversification to drive robust growth in 2025: report. Arab News, diakses dari https://www.arabnews.com/node/2591308/business-economy