Arab Saudi, yang selama ini dikenal sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, tengah melakukan transformasi signifikan dalam sektor energi sebagai bagian dari Visi 2030. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengembangkan sumber energi alternatif yang lebih berkelanjutan.
Visi 2030 adalah rencana strategis yang diluncurkan oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada April 2016, dengan tujuan mendiversifikasi ekonomi Saudi dan mengurangi ketergantungan pada minyak. Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan sektor energi terbarukan, termasuk tenaga surya, angin, dan nuklir.
Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan
Arab Saudi telah menetapkan target ambisius untuk memasang kapasitas energi terbarukan sebesar 58,7 gigawatt (GW) pada tahun 2030. Dengan rincian 40 GW berasal dari pembangkit listrik tenaga surya dengan fotovoltaik, 16 GW berasal dari pembangkit Listrik tenaga angin, dan 2,7 GW berasal dari pembangkit Listrik tenaga surya terkonsentrasi.
Salah satu proyek unggulan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sakaka berlokasi di Al Jouf berkapasitas 300 megawatt (MW) yang mulai beroperasi pada tahun 2021. Proyek ini menandai langkah awal dalam pengembangan energi surya di kerajaan tersebut. Dibangun dengan investasi sekitar $320 juta, fasilitas ini mencakup area seluas 6 km² dan terdiri dari lebih dari 1,2 juta panel surya. Pembangkit ini mampu menyediakan listrik untuk sekitar 45.000 rumah tangga dan mengurangi emisi karbon dioksida lebih dari 500 ton per tahun. Proyek ini sejalan dengan Visi 2030 Arab Saudi untuk diversifikasi ekonomi dan pengembangan energi terbarukan.

Selain itu, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dumat Al Jandal dengan kapasitas 400 MW juga telah berhasil masuk ke jaringan listrik dan mulai memproduksi listrik bebas karbon. Proyek ini merupakan ladang angin terbesar di kawasan tersebut dan diharapkan dapat mengurangi emisi CO₂ sebesar 988.000 ton per tahun.

Dikutip dari jawapos.com, selain energi terbarukan, Arab Saudi juga berencana mengembangkan energi baru berupa nuklir sebagai bagian dari diversifikasi sumber energinya. Kerajaan ini telah mengumumkan rencana untuk membangun 17 reaktor nuklir dalam dua dekade mendatang, dengan kapasitas total sekitar 17,6 GW. Langkah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik domestik yang terus meningkat dan mengurangi konsumsi minyak dalam negeri.
Untuk mencapai target tersebut, Arab Saudi aktif menjalin kemitraan dengan berbagai negara dan perusahaan internasional. Misalnya, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Angin Dumat Al Jandal dikembangkan oleh konsorsium EDF Renewables dari Prancis dan Masdar dari Uni Emirat Arab.
Selain itu, Arab Saudi juga telah menandatangani kesepakatan dengan Korea Selatan untuk pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga nuklir yang melibatkan dua reaktor dengan kapasitas masing-masing 1,4 GW pada tahun 2030.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Diversifikasi sumber energi ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik domestik yang terus meningkat, tetapi juga untuk mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan. Dengan beralih ke energi terbarukan dan nuklir, Arab Saudi berharap dapat mengurangi konsumsi minyak domestik, sehingga meningkatkan ekspor minyak dan pendapatan negara.
Selain itu, pengembangan sektor energi terbarukan diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Proyek-proyek energi terbarukan seperti Sakaka dan Dumat Al Jandal telah menciptakan ratusan lapangan kerja selama fase konstruksi dan operasional.
Dampak bagi Dunia Internasional, Khususnya Indonesia
Transformasi energi yang sedang dilakukan Arab Saudi, dari penggunaan bahan bakar fosil menuju energi terbarukan, sedikit banyak membawa dampak positif bagi Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak positif yang dapat dirasakan oleh Indonesia :
- Harga Minyak yang Cenderung Stabil. Dengan berkurangnya konsumsi minyak domestik Arab Saudi, negara tersebut dapat meningkatkan volume ekspor minyak. Hal ini berpotensi menjaga pasokan minyak global tetap stabil, yang dapat memberikan keuntungan bagi Indonesia sebagai negara pengimpor minyak. Jika ekspor minyak Saudi meningkat, peluang fluktuasi harga minyak global dapat berkurang, memberikan kestabilan harga energi bagi Indonesia.
- Peluang Kerja Sama Teknologi dan Investasi. Arab Saudi yang kini fokus pada energi terbarukan seperti angin, surya, dan nuklir dapat menjadi mitra strategis bagi Indonesia dalam pengembangan energi terbarukan. Transfer teknologi dan investasi dalam sektor ini dapat membantu Indonesia mempercepat transisi energi. Kemitraan yang dilakukan Arab Saudi dengan negara lain seperti Korea Selatan dan Prancis menunjukkan peluang terbukanya kolaborasi lintas negara yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia.
- Pembelajaran dari Pengembangan Energi Terbarukan. Proyek seperti Sakaka dan Dumat Al Jandal bisa menjadi model bagi Indonesia untuk mengembangkan proyek energi terbarukan, mengingat kedua negara memiliki iklim tropis dan subtropis yang memungkinkan optimalisasi tenaga surya dan angin. Keberhasilan Arab Saudi dalam menciptakan lapangan kerja melalui pengembangan energi terbarukan dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia untuk menciptakan pekerjaan serupa.
- Kesempatan Ekspor Barang dan Jasa.Arab Saudi yang membutuhkan perangkat teknologi tinggi dan tenaga ahli untuk mengembangkan energi terbarukan dapat membuka peluang bagi perusahaan Indonesia yang bergerak dalam bidang teknologi dan konstruksi untuk memasuki pasar Saudi.
Referensi
- Roscoe, A. (2019). BREAKING: Saudi Arabia sets new 58.7GW renewable energy target for 2030. Diambil dari https://www.meed.com/saudi-arabia-renewable-energy-target .
- DS New Energy. (2019). ACWA Power Menghidupkan 300MW Sakaka Solar Plant Di Arab Saudi. Diambil dari https://id.dsnsolar.com/news/acwa-power-energises-300mw-sakaka-solar-plant-30381429.html .
- Wijayanto, N. (2021). Top! Ini Bukti Nyata Arab Saudi Mulai Tinggalkan Minyak. Diambil dari https://ekbis.sindonews.com/read/505934/34/top-ini-bukti-nyata-arab-saudi-mulai-tinggalkan-minyak-1628496505 .
- Novia, D.R.M. (2018). Putra Mahkota Arab Saudi Luncurkan Proyek Nuklir Pertama. Diambil dari https://www.jawapos.com/internasional/0126296/putra-mahkota-arab-saudi-luncurkan-proyek-nuklir-pertama .
- Zamzami, F.W. (2022). Korea Selatan dan Arab Saudi: Kemitraan Kuat untuk Visi 2030? Diambil dari https://geotimes.id/opini/korea-selatan-dan-arab-saudi-kemitraan-kuat-untuk-visi-2030/?utm_source=chatgpt.com .
- Ichord, R.F. (2018). Saudi Arabia’s Vision 2030: Key electric power decisions ahead. Diambil dari https://www.atlanticcouncil.org/blogs/energysource/saudi-arabia-s-vision-2030-key-electric-power-decisions-ahead/ .