Kisah Transformasi Pendidikan di Arab Saudi

Beberapa dekade lalu, pendidikan di Arab Saudi adalah kemewahan yang hanya dinikmati segelintir orang. Pada awal 1960-an, tingkat literasi nasional berada di titik nadir: hanya 15% pria dan kurang dari 2% wanita yang mampu membaca. Namun, dalam waktu kurang dari satu generasi, Arab Saudi berhasil membalikkan keadaan. Kini, lebih dari 99% pria dan 96% wanita Saudi telah melek huruf—sebuah lompatan yang mencerminkan tekad nasional untuk menjadikan pendidikan sebagai fondasi masa depan.

Transformasi ini bukan sekadar soal angka. Ia adalah kisah tentang visi, teknologi, dan keberanian untuk merombak sistem lama demi membangun generasi baru.

Sejarah Pendidikan di Arab Saudi

Sistem pendidikan Saudi dibangun secara bertahap, dimulai dari pendidikan dasar selama enam tahun, dilanjutkan dengan pendidikan menengah dan sekunder masing-masing tiga tahun. Setelah itu, siswa dapat melanjutkan ke universitas negeri atau swasta, termasuk institusi ternama seperti Universitas King Saud dan Universitas King Fahd.

Saat ini, lebih dari 6 juta siswa belajar di ribuan sekolah dan universitas di seluruh Kerajaan. Mereka dibimbing oleh lebih dari 500.000 guru yang tersebar dari kota besar hingga pelosok gurun.

Namun, angka-angka ini hanyalah permukaan dari transformasi yang lebih dalam.

Saudi Vision 2030: Pendidikan sebagai Mesin Perubahan

Ketika Arab Saudi meluncurkan Vision 2030, pendidikan langsung ditempatkan sebagai prioritas strategis. Pemerintah tak lagi sekadar membangun sekolah—mereka membangun ekosistem pembelajaran yang berkelanjutan, inklusif, dan berbasis teknologi.

Model baru seperti Independent Schools mulai diterapkan di lebih dari 2.000 sekolah negeri. Pemerintah juga mendorong partisipasi sektor swasta melalui skema kemitraan publik-swasta, membuka peluang investasi dan inovasi dalam kurikulum, pelatihan guru, dan fasilitas pendidikan.

Universitas King Salman didirikan sebagai pusat pendidikan vokasional, menyiapkan generasi muda untuk menghadapi pasar kerja yang dinamis dan global.

Noor System: Digitalisasi yang Mengubah Wajah Pendidikan

Salah satu tonggak penting dalam transformasi ini adalah peluncuran Noor System. Yaitu platform digital nasional yang mengintegrasikan seluruh proses pendidikan. Dari pendaftaran siswa, pelaporan nilai, absensi, hingga komunikasi antara guru dan orang tua, semuanya dilakukan secara daring.

Noor System bukan hanya alat administratif. Ia adalah simbol dari era baru pendidikan Saudi yang transparan, efisien, dan berbasis data. Dengan jutaan pengguna aktif, sistem ini menjadi tulang punggung manajemen pendidikan di seluruh Arab Saudi.

Pendidikan untuk Semua, Termasuk Warga Asing

Dengan populasi ekspatriat yang besar, Arab Saudi juga membuka akses pendidikan bagi anak-anak non-Saudi. Sekolah negeri menerima hingga 15% siswa asing, sementara sekolah internasional menawarkan kurikulum Inggris, Amerika, International Baccalaureate, dan lainnya.

Pemerintah menetapkan prosedur yang jelas untuk pendaftaran, termasuk legalisasi dokumen pendidikan oleh Kedutaan Saudi atau Kementerian Luar Negeri. Ini menunjukkan komitmen Kerajaan terhadap inklusivitas dan standar global.

Diplomasi Budaya dan Pembelajaran Seumur Hidup

Transformasi pendidikan Saudi tak berhenti di ruang kelas. Program beasiswa bahasa Arab untuk pelajar asing, platform pembelajaran daring, dan inisiatif Culture Hub menjadi bagian dari diplomasi budaya yang memperkuat posisi Arab Saudi di panggung internasional.

Pendidikan kini dipandang sebagai proses seumur hidup. Bukan hanya untuk anak-anak, tapi juga untuk profesional, orang tua, dan masyarakat luas.

Referensi: