
Saudi Vision 2030 adalah rencana ambisius yang dicanangkan Kerajaan Arab Saudi
untuk mendiversifikasi ekonominya, mengurangi ketergantungan pada minyak, dan
memajukan sektor-sektor strategis seperti pariwisata, teknologi, dan energi
terbarukan. Diluncurkan pada 2016 di bawah kepemimpinan Putra Mahkota
Mohammed bin Salman, inisiatif ini mencakup berbagai reformasi ekonomi, sosial,
dan budaya. Program ini juga bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat
melalui pembangunan infrastruktur modern dan memperluas kesempatan kerja bagi
generasi muda. Saudi Vision 2030 menjadi simbol transformasi besar di kawasan
Timur Tengah, menempatkan Arab Saudi sebagai pemain kunci dalam ekonomi
global.
Tiga Pilar Utama
Dimuat dalam www.vision2030.gov.sa, Saudi Vision 2030 dibangun di atas 3 (tiga)
pilar utama :
- Masyarakat yang Dinamis: Bertujuan meningkatkan kualitas hidup warga dengan memperkuat warisan budaya, mempromosikan gaya hidup sehat, danmengembangkan sektor hiburan;
- Ekonomi yang Berkembang: Berfokus pada diversifikasi ekonomi,
menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing internasional; dan - Bangsa yang Ambisius: Menekankan pada pemerintahan yang efektif,
transparan, dan bertanggung jawab.
Target Utama
Beberapa target ambisius yang ingin dicapai pada tahun 2030 di antaranya :
- Meningkatkan harapan hidup dari 74 menjadi 80 tahun;
- Meningkatkan kontribusi sektor swasta terhadap PDB menjadi 65%;
- Meningkatkan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja menjadi 30%;
- Mengurangi tingkat pengangguran menjadi 7%;
- Meningkatkan kontribusi UKM terhadap PDB dari 20% menjadi 35%;
- Meningkatkan aset Public Investment Fund dari $159 miliar menjadi lebih dari$1,86 triliun.
Implementasi dan Dampak
Implementasi Vision 2030 telah membawa perubahan signifikan di Arab Saudi.
Tingkat pengangguran turun dari 12,3% pada 2016 menjadi 8,6% pada kuartal
ketiga 2023. Partisipasi perempuan dalam angkatan kerja meningkat drastis dari
17% pada 2017 menjadi 35,9% pada kuartal ketiga 2023. Jumlah Usaha Kecil
Menengah (Small Medium Enterprises) terdaftar juga meningkat menjadi lebih dari
1,27 juta pada 2023, menunjukkan dukungan kerajaan terhadap inovasi. Vision 2030
juga mencakup sejumlah proyek megah, seperti kota futuristik NEOM yang
direncanakan akan sepenuhnya menggunakan energi terbarukan.
Tantangan dan Peluang
Sebagai sebuah program yang sangat besar, Vision 2030 menghadapi beberapa
tantangan, yaitu :
- Ketergantungan pada konsultan asing: Banyak rencana strategi dirancang oleh konsultan asing, yang dapat menghambat pengembangan keahlian kebijakan publik nasional;
- Implementasi yang terburu-buru: Tekanan untuk menyelesaikan proyek dalam waktu singkat dapat mengakibatkan perencanaan yang kurang matang;
- Kurangnya proses pembuatan kebijakan publik yang kuat: Fokus lebih pada manajemen strategi daripada prinsip-prinsip kebijakan publik;
- Tantangan birokrasi: Tumpang tindih yurisdiksi antara pemerintah pusat dan daerah dapat menghambat implementasi;
- Ketergantungan pada megaproyek: Beberapa kritikus menganggap Vision 2030 terlalu bergantung pada proyek-proyek besar yang berisiko, mengabaikan keunggulan regional dalam penelitian dan pendidikan.
Di samping menghadapi banyak tantangan, tentunya Saudi Vision 2030 membuka
banyak peluang bagi Arab Saudi, di antaranya :
- Diversifikasi ekonomi: Rencana ini mendorong pengembangan sektor-sektor non-minyak seperti pariwisata, manufaktur, dan energi terbarukan;
- Peningkatan investasi asing: Arab Saudi berupaya menarik investasi asing langsung yang lebih besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi;
- Pengembangan sumber daya manusia: Fokus pada pendidikan dan pelatihan bertujuan untuk mempersiapkan angkatan kerja Saudi untuk ekonomi masa depan;
- Pemberdayaan perempuan: Peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja dan kehidupan publik merupakan perubahan signifikan bagi masyarakat Saudi; dan
- Pengembangan sektor UKM: Dukungan terhadap usaha kecil dan menengah diharapkan dapat mendorong inovasi dan kewirausahaan.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa Saudi Vision 2030 merupakan
rencana transformasi ambisius yang bertujuan mengubah Arab Saudi menjadi
negara modern dengan ekonomi yang terdiversifikasi. Meskipun menghadapi
tantangan dalam implementasi, visi ini telah membawa perubahan signifikan dalam
aspek sosial dan ekonomi kerajaan. Keberhasilan jangka panjang Vision 2030 akan
bergantung pada kemampuan pemerintah Saudi untuk mengatasi tantangan yang
ada, beradaptasi dengan perubahan kondisi global, dan mempertahankan
momentum reformasi.
Dengan fokus pada diversifikasi ekonomi, pemberdayaan warga negara, dan
modernisasi masyarakat, Saudi Vision 2030 berpotensi mengubah Arab Saudi
menjadi kekuatan ekonomi global yang lebih kompetitif dan berkelanjutan. Namun,
keberhasilan ini akan membutuhkan komitmen jangka panjang, fleksibilitas dalam
implementasi, dan keterlibatan aktif dari seluruh lapisan masyarakat Saudi.
Daftar referensi:
- Saudi Vision 2030. (2024). Overview. Diambil dari https://www.vision2030.gov.sa/en/overview
- Saudi Vision 2030. (2024). A Thriving Economy. Diambil dari https://www.vision2030.gov.sa/en/overview/pillars/a-thriving-economy
- Fathallah, H. (2019). Challenges of Public Policymaking in Saudi Arabia. Diambil dari https://carnegieendowment.org/sada/2019/05/challenges-of-public-policymaking-in-saudi-arabia?lang=en
- Schneider F.G. (2021). The Stalling Visions of the Gulf: The Case of Saudi Arabia’s Vision 2030. Diambil dari https://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/stalling-visions-gulf-case-saudi-arabias-vision-2030
- Centuro Global. (2024). Saudi Arabia’s Vision 2030 Program Explained. Diambil dari https://www.centuroglobal.com/article/saudi-arabia-vision-2030/
- Business Reporter. (2024). Seven years of transformative impact: Saudi Vision 2030 at the halfway mark. Diambil dari https://www.business-reporter.co.uk/management/seven-years-of-transformative-impact-saudi-vision-2030-at-the-halfway-mark