RIYADH – Ekosistem startup Arab Saudi terus berkembang, didukung oleh inisiatif pemerintah dan meningkatnya minat investor. Sektor fintech tetap menjadi fokus utama, namun peluang baru di bidang kecerdasan buatan (AI), perangkat lunak perusahaan, dan usaha kecil-menengah (UKM) semakin menarik perhatian.
Sebagai bagian dari visi besar Vision 2030 untuk mengurangi ketergantungan pada minyak, Arab Saudi tengah membangun dirinya sebagai pusat inovasi regional, menciptakan lingkungan subur bagi startup, serta menarik aliran modal ventura yang signifikan.
Dominasi Sektor Fintech
Tushar Singhvi, Wakil CEO Crescent Enterprises, menyoroti bahwa sektor fintech di Arab Saudi memiliki potensi pertumbuhan yang besar berkat strategi nasional yang kuat. Arab Saudi berencana memiliki 525 perusahaan fintech pada 2030. Pada 2023, Arab Saudi menyerap 58 persen dari total investasi modal ventura fintech di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara
Upaya seperti akuisisi Tweeq oleh Tabby dan peluncuran Samsung Pay menunjukkan komitmen Arab Saudi menuju masyarakat tanpa uang tunai, sekaligus menjadikannya pemimpin inovasi fintech.
“Investor fokus pada sektor dengan potensi pertumbuhan jangka panjang seperti jasa keuangan, kesehatan, dan energi terbarukan,” tambah Singhvi.
Pertumbuhan Kecerdasan Buatan (AI)
AI menjadi bidang lain yang menjadi perhatian utama. Arab Saudi, melalui kerja sama antara Saudi Data and Artificial Intelligence Authority (SDAIA) dan NVIDIA, sedang membangun salah satu pusat data berperforma tinggi terbesar di Timur Tengah.
Namun, menurut Khaled Talhouni, Managing Partner di Nuwa Capital, peluang terbesar ada pada penerapan AI dalam operasi bisnis sehari-hari dibandingkan membangun infrastruktur AI berskala besar. “AI akan menjadi teknologi pendukung yang terintegrasi dalam model bisnis yang ada,” jelasnya.
Perangkat Lunak Perusahaan dan Transformasi Digital
Investasi juga mulai beralih ke perangkat lunak perusahaan (SaaS), yang memainkan peran penting dalam transformasi digital Arab Saudi. Meskipun jumlah perusahaan besar di kawasan ini relatif sedikit, peluang untuk menciptakan pemimpin regional di sektor ini tetap ada.
Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Ibrahim AbdelRahim dari Moonbase Capital mencatat bahwa sektor UKM Arab Saudi mengalami pertumbuhan yang mengesankan, didukung oleh kebijakan Vision 2030. Pada akhir 2023, jumlah UKM di negara ini mencapai 1,31 juta, meningkat 179 persen dalam delapan tahun terakhir.
Investor juga menunjukkan minat yang meningkat pada search funds, yang menawarkan potensi pengembalian stabil yang lebih tinggi dibandingkan investasi real estat atau perdagangan valuta asing.
Peluang Bagi Pekerja Migran Indonesia
Pertumbuhan ekonomi dan transformasi digital di Arab Saudi membuka peluang besar bagi pekerja migran Indonesia di berbagai sektor strategis. Sektor teknologi, seperti AI, fintech, dan pengembangan perangkat lunak, sangat membutuhkan tenaga kerja terampil di bidang IT dan analitik data. Selain itu, pertumbuhan UKM di Arab Saudi memberikan kesempatan di bidang logistik, pemasaran digital, dan manajemen usaha kecil, di mana pengalaman Indonesia dapat menjadi nilai tambah. Di sektor kesehatan, tenaga medis Indonesia seperti perawat dan tenaga farmasi juga memiliki peluang besar untuk berkontribusi, sejalan dengan fokus Arab Saudi pada layanan kesehatan modern dalam Vision 2030.
Pengembangan sektor pariwisata Arab Saudi juga membuka pintu bagi pekerja migran Indonesia di bidang perhotelan, kuliner, dan jasa terkait lainnya. Kolaborasi antara pemerintah dan lembaga pendidikan kedua negara dapat menciptakan program pelatihan kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar, seperti teknologi digital dan logistik. Dengan memanfaatkan peluang ini, pekerja migran Indonesia dapat berkontribusi pada transformasi ekonomi Arab Saudi sekaligus meningkatkan kesejahteraan mereka melalui pekerjaan yang lebih beragam dan berketerampilan tinggi.
Sumber : https://www.arabnews.com/node/2584526/business-economy