
Pertemuan Tingkat Menteri dalam G20 Environment and Climate Sustainability di Cape Town-Afrika Selatan (Sumber: bastillepost.com)
Arab Saudi semakin menegaskan posisinya sebagai pelopor dalam upaya penghijauan dan perlindungan lingkungan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Melalui berbagai inisiatif strategis, kerajaan ini tidak hanya menanam pohon, tetapi juga menanam harapan akan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Diplomasi Hijau di Forum G20
Dalam pertemuan Menteri Lingkungan dan Perubahan Iklim G20 di Cape Town, Wakil Menteri Lingkungan Hidup Osama Faqeeha menyoroti peran aktif Arab Saudi dalam memerangi degradasi lahan dan kekeringan. Ia menegaskan bahwa kerajaan telah meluncurkan berbagai program unggulan seperti Saudi Green Initiative, Middle East Green Initiative, dan Strategi Nasional Lingkungan.
“Arab Saudi telah memperluas proyek penghijauan, merehabilitasi lahan rusak, dan meningkatkan kawasan lindung lebih dari 400 persen,” ujar Faqeeha.
Konferensi UNCCD ke-16 yang digelar di Riyadh tahun 2024 menjadi tonggak penting, menghasilkan Deklarasi Riyadh dan lebih dari 35 resolusi tentang pengelolaan lahan berkelanjutan dan pemberdayaan komunitas. Salah satu inisiatif unggulan adalah Riyadh Global Drought Resilience Partnership yang memperkuat kerja sama global dalam menghadapi kekeringan.
Tamarisk: Pohon Tangguh Penyelamat Gurun
Di tengah tantangan desertifikasi, Arab Saudi mengandalkan spesies lokal seperti tamarisk (Tamarix aphylla) yang tahan kekeringan dan tanah asin. Pohon ini tidak hanya berfungsi ekologis, tetapi juga memiliki nilai historis dan budaya.

“Dulu tamarisk digunakan untuk membuat alat pertanian, pintu rumah, dan bahkan untuk penyamakan kulit,” ungkap Fahd Al-Sawaji, pemerhati tanaman gurun.
Selain tamarisk, pohon-pohon seperti akasia, juniper, sidr, dan ghaf juga ditanam sebagai bagian dari strategi penghijauan nasional. Kementerian Lingkungan Hidup terus memperluas tutupan vegetasi, mendirikan pusat-pusat khusus untuk memerangi desertifikasi, dan mendorong praktik berkelanjutan.
Qassim: Model Penghijauan Terintegrasi
Inisiatif Green Qassim Land yang memasuki fase ke-16 menjadi contoh nyata implementasi penghijauan di tingkat lokal. Dipimpin oleh Gubernur Qassim, Pangeran Faisal bin Mishaal, program ini telah menanam lebih dari 14.000 pohon dan bibit di berbagai wilayah, termasuk 340 pohon di 19 sekolah sebagai bagian dari edukasi lingkungan.
Kementerian juga mendukung pengembangan pembibitan dengan menanam 6.000 bibit dan mendistribusikan 3.780 kepada warga dan lembaga. Pemerintah kota Qassim aktif dalam kampanye kesadaran, program relawan, dan promosi budaya menanam pohon demi meningkatkan kualitas hidup dan mendukung Saudi Vision 2030.
Baca juga: Keberhasilan Penghijauan dan Peran Flora Asli di Arab Saudi
Referensi:
- Arab News. (2025). Saudi Arabia highlights green efforts at G20 meeting. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2619472/saudi-arabia.
- Arab News. (2025). Drought-resistant tamarisk tree helps fight desertification in Saudi Arabia. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2619409/saudi-arabia.
- Arab News. (2025). More than 14,000 trees, seedlings planted in Qassim. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2619469/saudi-arabia.