Ibadah haji bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah perjalanan spiritual umat Muslim memenuhi panggilan Allah Ta’ala dengan penuh ketaatan dan perjuangan. Dengan jutaan jemaah yang datang dari berbagai belahan dunia, persiapan pelayanan haji menjadi aspek krusial untuk memastikan kelancaran dan kenyamanan mereka selama di Tanah Suci. Setiap detil, mulai dari pengaturan akomodasi, transportasi, hingga kesehatan, memerlukan koordinasi yang matang antara berbagai pihak, termasuk pemerintah negara asal jemaah dan Arab Saudi sebagai tuan rumah.
Di tengah tantangan yang semakin kompleks, upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan haji menjadi sebuah keharusan. Dari sinilah pentingnya dialog dan kolaborasi internasional untuk memastikan bahwa setiap jemaah dapat menjalani ibadahnya dengan lancar, aman, dan penuh kekhusyukan.
Maka dari itu, Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, bertemu dengan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, di Masjidil Haram, Makkah, pada Minggu malam, 24 November 2024. Pertemuan yang berlangsung lebih dari satu jam ini membahas berbagai isu, termasuk persiapan haji tahun 1446 H/2025 M.

Menag Nasaruddin menyampaikan beberapa permintaan kepada pemerintah Arab Saudi, antara lain:
- Penempatan Jemaah di Mina: Meminta agar jemaah haji Indonesia tidak ditempatkan di kawasan Mina Jadid, yang mendapat apresiasi dari Menteri Tawfiq.
- Penambahan Petugas Haji: Mengingat banyaknya jemaah lanjut usia, Menag meminta penambahan jumlah petugas, termasuk tenaga medis, untuk memberikan pendampingan yang memadai. Menteri Tawfiq akan mempertimbangkan permintaan ini, meskipun ada rencana pengurangan 50% dari total kuota petugas.
- Pelaksanaan Murur: Diskusi mengenai skema murur, yaitu pergerakan jemaah dari Arafah melintas di Muzdalifah langsung menuju Mina, yang dinilai dapat melancarkan pergerakan jemaah haji.
- Pelaksanaan Dam di Indonesia: Menag menyampaikan kajian bahwa pelaksanaan Dam (denda) dapat dilakukan di Indonesia, dengan pemotongan hewan di Indonesia dan distribusi dagingnya kepada warga setempat. Menteri Tawfiq menyatakan hal ini tergantung pada pertimbangan ulama setempat dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
- Kebijakan Tanazul: Diskusi mengenai kebijakan tanazul (perpindahan jemaah) yang diserahkan kepada Indonesia, jika dianggap lebih siap dan dapat melonggarkan pergerakan di Mina.
- Maskapai Penerbangan: Pembahasan mengenai kemungkinan penggunaan maskapai Garuda Indonesia, Saudia, dan maskapai lain sebagai alternatif dalam penyelenggaraan haji.
- Kontrak Layanan Hotel: Menteri Tawfiq menghimbau Indonesia untuk segera melakukan kontrak layanan hotel jika ingin mendapatkan lokasi yang lebih dekat, khususnya ke Masjid Nabawi di Madinah.
Pertemuan ini dihadiri oleh Kepala Badan Penyelenggara Haji Muchammad Irfan Yusuf, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Duta Besar RI di Saudi Abdul Aziz, Konsul Jenderal RI di Jeddah Yusron Ambary, dan Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam.
Menag Nasaruddin berharap hasil pertemuan ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan bagi jemaah haji Indonesia pada musim haji mendatang.
Sumber:
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2024). Menag RI dan Menhaj Saudi Bertemu di Masjidil Haram: Bahas Haji dan Pemberdayaan Umat. Diakses pada 23 Desember 2024, dari https://haji.kemenag.go.id/v5/detail/menag-ri-dan-menhaj-saudi-bertemu-di-masjidil-haram-bahas-haji-dan-pemberdayaan-umat.