Keberhasilan Negara Saudi Pertama dalam menguasai dua tanah suci mempunyai pengaruh yang besar dalam kegigihan Daulah Utsmaniyah untuk mengakhiri kekuasaan Saudi. Dengan merebut dua tanah suci tersebut, akan menambah kewibawaan dan kedaulatan Daulah Utsmaniyah di hadapan negara-negara muslim. Dan agar kembali lagi nuansa dan corak syariah kepada Daulah Utsmaniyah seperti ketika Hijaz masih dalam wilayah kekuasaannya.
Baca juga: Penggabungan Hijaz ke Dalam Bagian Negara Saudi Pertama, di sini.
Berbagai upaya pengambilalihan Hijaz telah dilakukan Daulah Utsmaniyah melalui Irak dan Syam. Namun usaha tersebut selalu gagal. Akhirnya, pada tahun 1222 H/ 1808M Daulah Utsmaniyah menginstruksikan gubernur Mesir Muhammad Aly Pasha untuk melakukan operasi serangan untuk mengakhiri eksistensi Negara Saudi Pertama di Hijaz dan Jazirah Arab pada umumnya. Muhammad Aly Pasha pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan untuk memperluas wilayahnya atas nama Daulah Utsmaniyah.
Serangan Muhammad Aly Pasha
Pada tahun 1226 H/ 1181 M, Muhammad Aly menyiapkan pasukan yang dipimpin anaknya yang Bernama Thusun. Dalam perjalanannya pasukan Thusun singgah di dermaga Yanbu. Pasukannya bisa melumpuhkan pasukan penjaga suudiyah di sana.
Setelah itu, Thusun menyiapkan tentaranya untuk menuju sisi selatan Madinah Munawarah. Thusun dan bala tentaranya menghadapi kekuatan Negara Saudi pertama yang dipimpin Abdullah bin Saud di Lembah Shafra’. Thusun mendapat perlawanan yang sengit yang menyebabkannya dan pasukannnya yang tersisa lari ke Yanbu.
Thusun Berhasil Menguasai Selatan Hijaz dan Makkah
Setelah mengalami kekalahan, Thusun pun meminta tambahan kesempatan dari ayahnya. Dan permintaannya dikabulkan. Dia akhirnya memimpin Kembali serangan ke Madinah Munawarah, dan memblokade kota tersebut, dan akhirnya bisa menguasainya. Dengan kemenangan ini Thusun menguasai sisi Selatan Hijaz dari Yanbu hingga Madinah Munawarah.
Setelah itu Thusun menuju Jeddah setelah adanya kesepakatan rahasia dengan Syarif Ghalib. Dari Jedah pasukannya merangkak ke Makkah dan menguasainya tanpa adanya peperangan. Dengan majunya pasukan Thusun, pemimpin Saudi Pertama tersebut menarik pasukannya dan lari ke Thaif, dan mendirikan tenda di sana.
Thusun Kalah di Thaif
Selang beberapa waktu, bertemulah dua pasukan, yang dipimpin Imam Saud dan Thusun. Dan kali ini pasukan tantara Saudilah yang memporak-porandakan kekuatan lawan. Kekalahan Thusun ini mendorong Muhammad Aly Pasha turun langsung ke medan pertempuran pada tahun 1228 H/ 1812 M. Terjadilah berbagai pertempuran setelahnya.
Pada tahun 1229 H/ 1814 M Imam Saud Bin Abdulaziz -yang mengantarkan Negara Saudi Pertama menjadi kuat dan luas- wafat. Posisi kepemimpinan Negara Saudi pertama digantikan oleh anaknya yang Bernama Imam Abdullah Bin Saud.
Pasukan Ibrahim Pasha dengan Kekuatan Lebih Besar
Pada Tahun 1231 H/1816 M , datang kembali pasukan untuk mengakhiri Negara Saudi Pertama dengan jumlah lebih besar. Pasukan tersebut dibawah pimpinan Ibrahim Pasha. Pasukan tersebut sampai di Yanbu dan dari sana mulai merangkak ke Tengah Jazirah Arab. Saat itu Abdullah Bin Saud sedang berjaga di Rass.
Hal itu menyebabkan Ibrahim Pasha menuju ke Rass, dan memblokade selama tiga bulan. Melemahlah pasukan Saudi dan hanya bisa melakukan perjanjian damai.
Di saat Unaizah dan sekitarnya sudah menyerah pada Ibrahim Pasha, setelah itu menuju Buraidah. Kemudian menuju Lembah hanifah setelah jatuhnya wilayah Al Washm di tangannya.
Setelah menguasai Al Washm pasukan Ibrahim Pasha menuju Dharma’. Disana pasukannya mendapatkan perlawanan yang kuat, dan tentaranya mengalami kerugian besar.
Berakhirnya Negara Saudi Pertama
Setelah dari Al Washm, Ibrahim Pasha menuju Dir’iyah dan memblokadenya dalam waktu lebih dari lima bulan. Negara Saudi Pertama denagn kuat menjaga dan menghalangi pasukan Ibrahim Pasha menyusup ke Dir’iyah. Ternyata kekuatan bertahan saja tidak cukup bagi Negara Saudi Pertama, dan menyebabkan Imam Abdullah menyerah pada tahun 1233 H/ 1818 M. Dan akhirnya runtuhlah Negara Saudi Pertama.
Sumber: Dr. Faishal Al Saud, Mujaz Tarikh Ad-Daulah As-Suudiyah. Cetakan Pertama (Majmaah University:2018)