Musim panas di Arab Saudi, terutama pada periode Juni hingga Agustus, selalu menjadi tantangan tersendiri bagi warganya. Tahun 2025 ini, suhu di beberapa kota bahkan diperkirakan mencapai 50 derajat Celsius. Namun, masyarakat Arab Saudi sudah terbiasa menghadapi panas ekstrem ini dengan berbagai kebiasaan dan adaptasi yang menarik.
Kebiasaan Tradisional Warga Arab Saudi Saat Musim Panas
Sebelum adanya teknologi pendingin ruangan (AC), warga Arab Saudi mengandalkan arsitektur tradisional untuk bertahan dari panas. Rumah-rumah mereka, yang biasa disebut rumah lumpur (mud house), dibangun dengan dinding tebal dari tanah liat bercampur jerami, dan atap menggunakan kayu dari pohon asam. Desain ini terbukti efektif menahan panas, sehingga ruangan dalam tetap sejuk meski tanpa AC. Selain itu, aktivitas di luar ruangan biasanya dihindari pada siang hari, dan masyarakat lebih banyak beraktivitas di dalam rumah atau di tempat teduh.

Kebiasaan lain yang masih dipertahankan adalah selalu membawa air minum dan menggunakan pakaian yang menutupi tubuh, namun tetap longgar dan berbahan katun untuk memudahkan sirkulasi udara. Payung juga menjadi alat pelindung yang penting, terutama saat harus beraktivitas di luar ruangan.
Adaptasi Modern di Tengah Cuaca Ekstrem
Seiring perkembangan zaman, pemerintah dan masyarakat Arab Saudi semakin memperkuat upaya perlindungan dari panas ekstrem. Selama musim haji 2025, pemerintah menyiapkan ribuan tempat berteduh, unit pendingin bergerak, dan pos kesehatan di sepanjang rute ibadah. Area teduh di sekitar Masjidil Haram bahkan diperluas hingga 50.000 meter persegi untuk melindungi jamaah dari paparan sinar matahari langsung.
Teknologi kecerdasan buatan juga digunakan untuk memantau dan mengelola kerumunan besar, serta mempercepat respons terhadap masalah kesehatan akibat panas. Selain itu, kampanye edukasi tentang pentingnya hidrasi dan menghindari paparan matahari langsung terus digencarkan, baik melalui media sosial, spanduk, maupun pengumuman langsung dari petugas.

Tips Bertahan dari Panas Ekstrem yang Diadopsi Warga
Warga Arab Saudi dihimbau untuk:
- Minum air putih secara teratur—bukan sekaligus dalam jumlah besar, tetapi sedikit-sedikit setiap 10-15 menit untuk menjaga hidrasi.
- Menggunakan payung dan pakaian pelindung—seperti topi, kacamata hitam, dan baju longgar berbahan katun.
- Menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari—khususnya antara pukul 10.00 hingga 16.00, saat suhu paling tinggi.
- Selalu mencari tempat teduh—baik di rumah, tenda, maupun area khusus yang disediakan pemerintah.
- Mengenali gejala kelelahan akibat panas—seperti sakit kepala, keringat berlebihan, mual, dan pusing, serta segera mencari pertolongan medis jika diperlukan.
Pemerintah pun mengantisipasinya dengan mengeluarkan aturan larangan bekerja di luar ruangan pada jam 12.00 hingga 15.00. Seperti yang diinformasikan dalam Arab Saudi Larang Kerja di Luar Ruangan Mulai 15 Juni.
Referensi:
- Sorongan, T.P. (2025). Panas Ekstrem Intai Jemaah Haji di Makkah, Suhu Tembus 40 Derajat C. Diambil dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20250604160536-4-638590/panas-ekstrem-intai-jemaah-haji-di-makkah-suhu-tembus-40-derajat-c.
- Saudinesia. (2022). Bagaimana Orang Arab Dulu Hidup Tanpa AC Selama Musim Panas Ekstrim. Diambil dari https://saudinesia.id/viral/bagaimana-orang-arab-dulu-hidup-tanpa-ac-selama-musim-panas-ekstrim/.
- HIMPUH News. (2025). Saudi Rilis Kalender Haji 25 Tahun, Tak Ada Lagi Haji di Musim Panas Sampai 2050. Diambil dari https://himpuh.or.id/blog/detail/2772/saudi-rilis-kalender-haji-25-tahun-tak-ada-lagi-haji-di-musim-panas-sampai-2050.