Serangan udara Amerika Serikat terhadap situs nuklir Iran menambah lapisan baru ketidakpastian dalam ekonomi global. Ketegangan ini muncul di tengah minggu yang krusial, ketika pasar sudah mencermati berbagai data ekonomi penting dan pernyataan dari para bankir sentral, termasuk kesaksian Ketua The Fed Jerome Powell di hadapan Kongres AS.
Dampak Langsung Ketegangan AS Iran: Lonjakan Harga Energi dan Pelemahan Konsumsi
Salah satu dampak langsung dari Ketegangan AS Iran adalah melonjaknya harga energi. Ketegangan geopolitik cenderung memicu kekhawatiran global, yang berdampak pada sikap hati-hati konsumen dan pelaku usaha. Akibatnya, belanja rumah tangga dan investasi bisnis bisa melambat.
Konflik ini memperparah tekanan ekonomi yang sebelumnya sudah dibebani oleh kebijakan tarif impor tinggi. Menurut Ellen Zentner, Kepala Ekonom Morgan Stanley, “Kenaikan harga minyak akibat konflik ini bisa menggerus daya beli masyarakat dan memperlambat pertumbuhan ekonomi AS.”
Pandangan Optimis: Menuju Stabilitas Jangka Panjang?
Meski ketidakpastian meningkat, sebagian analis melihat adanya peluang menuju stabilitas jangka panjang di Timur Tengah. Laporan dari Yardeni Research menyebut bahwa “transformasi besar” mungkin sedang berlangsung, khususnya setelah langkah AS terhadap program nuklir Iran.
Indeks saham utama di Tel Aviv (TA125) bahkan mencatat rekor tertinggi, mencerminkan optimisme pasar bahwa perubahan besar di kawasan mungkin akan berdampak positif dalam jangka panjang.
Ketegangan AS Iran : Pasar Tenaga Kerja Melemah, Inflasi Bisa Naik
Di sisi domestik, ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Data klaim pengangguran lanjutan yang akan dirilis Kamis menjadi sorotan utama, karena dapat mengonfirmasi pelunakan pasar kerja yang sudah mulai terasa.
Meskipun tingkat pengangguran masih rendah di angka 4,2%, konsumen mulai menahan belanja. Laporan pengeluaran konsumen yang akan terbit Jumat diprediksi mencatat pertumbuhan terendah sejak Januari.
Jika ditambah dengan lonjakan harga energi, maka tekanan inflasi bisa meningkat. Banyak pejabat The Fed meyakini bahwa tarif impor dan konflik geopolitik akan mendorong kenaikan harga dalam beberapa bulan ke depan.
Kesaksian Jerome Powell Jadi Sorotan Pasar
Kesaksian Ketua The Fed, Jerome Powell, di hadapan Kongres pada Selasa dan Rabu menjadi momen kunci. Pasar menanti sikap resmi The Fed dalam merespons ketidakpastian yang kini meluas akibat ketegangan geopolitik.
Minggu lalu, The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%, dan memberi sinyal potensi pemangkasan suku bunga. Namun, Powell menegaskan bahwa keputusan tersebut akan sangat bergantung pada perkembangan situasi global.
Menurut Sam Bullard, Ekonom Senior Wells Fargo, “Serangan ke Iran menambah dimensi baru dalam pengambilan kebijakan moneter, khususnya dalam menyeimbangkan risiko inflasi dan perlambatan ekonomi.”
Ujian Berat Bagi Ekonomi Global
Ketegangan antara AS dan Iran tidak hanya mengguncang kawasan Timur Tengah, tetapi juga memperdalam ketidakpastian ekonomi global. Dengan kondisi pasar tenaga kerja yang mulai melemah, inflasi berpotensi naik, dan ketidakpastian kebijakan The Fed, minggu ini menjadi penentu arah ekonomi global ke depan.
Baca Juga Pasar Saham Arab Saudi Menguat di Tengah Ketegangan Geopolitik
Referensi
- Saphir, Ann. (2024). US attack on Iran adds to economic uncertainty. Reuters. Diakses dari: https://www.reuters.com/world/middle-east/us-attack-iran-adds-economic-uncertainty-2025-06-23