RIYADH – Investasi asing langsung (FDI) bersih di Arab Saudi mengalami kenaikan 37 persen secara kuartal ke kuartal dalam tiga bulan hingga akhir September, menurut Otoritas Umum Statistik.
Data yang dirilis menunjukkan bahwa angka tersebut—yang mencerminkan keuntungan investasi bersih untuk Kerajaan setelah memperhitungkan aktivitas masuk dan keluar—mencapai SR16 miliar ($4,27 miliar) selama periode tersebut.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penurunan signifikan arus keluar FDI, yang turun 74,36 persen selama periode ini menjadi SR2 miliar.
Sementara itu, arus masuk FDI, yang mencerminkan investasi yang diterima oleh Arab Saudi, turun 7,22 persen menjadi SR18 miliar.
Kerajaan telah menerapkan reformasi regulasi yang signifikan selama dua tahun terakhir untuk meningkatkan investasi asing langsung dan mendorong diversifikasi ekonomi sesuai dengan Visi 2030.
Kemajuan regulasi terbaru ini menegaskan komitmen Arab Saudi untuk memposisikan dirinya sebagai tujuan menarik bagi investor internasional.
Reformasi ini, bersama dengan investasi strategis dalam proyek-proyek besar seperti NEOM, sejalan dengan target Visi 2030 untuk menarik $100 miliar dalam FDI tahunan dan meningkatkan kontribusinya terhadap produk domestik bruto menjadi 5,7 persen pada tahun 2030.
Metodologi Baru dalam Penghitungan Data FDI
Angka terbaru dihitung menggunakan metodologi baru yang diperkenalkan oleh Kementerian Investasi pada Oktober.
Pendekatan yang diperbarui ini sejalan dengan edisi keenam Manual Neraca Pembayaran yang diterbitkan oleh Dana Moneter Internasional, memberikan transparansi dan akurasi yang lebih baik dalam melacak transaksi lintas negara.
Dengan fokus pada inovasi, meningkatkan daya saing global, dan memodernisasi kerangka hukum, Arab Saudi terus menunjukkan keterbukaannya untuk bisnis dan kesiapan untuk berinteraksi dengan komunitas investasi internasional.
Reformasi Regulasi Utama
Perubahan regulasi utama mencakup pengenalan peraturan investasi baru, amandemen dekret tenaga kerja, serta pembaruan undang-undang perusahaan dan transaksi sipil.
Langkah-langkah ini dirancang untuk mengurangi hambatan masuk bagi bisnis asing, melindungi hak investor, dan menyelaraskan kerangka hukum dengan standar internasional.
Undang-undang yang diperbarui menggantikan sistem perizinan asing dengan registrasi yang lebih sederhana yang dikelola oleh Kementerian Investasi.
Undang-undang ini memastikan perlakuan yang setara bagi investor Saudi dan asing, serta meningkatkan perlindungan terhadap ekspropriasi dan melindungi hak kekayaan intelektual. Penyederhanaan ini diharapkan menarik lebih banyak FDI dan meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan.
Peningkatan di Sektor Tenaga Kerja
Menurut studi oleh PwC pada Agustus, amandemen dalam undang-undang ketenagakerjaan selaras dengan praktik global, menawarkan manfaat yang lebih baik seperti perpanjangan cuti melahirkan dan cuti ayah, serta cuti duka cita.
Pembaruan lainnya mencakup periode percobaan dan mekanisme penyelesaian sengketa, yang mengurangi beban administratif dan mendorong hubungan yang lebih kuat antara pemberi kerja dan karyawan.
Langkah Strategis Kabinet Saudi
Pada November, Kabinet Saudi yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman menyetujui langkah-langkah kunci untuk meningkatkan FDI dan memperkuat keterlibatan ekonomi internasional.
Langkah ini termasuk persetujuan kerangka kerja umum nasional dan prinsip-prinsip panduan untuk pendanaan tersebut, yang bertujuan mempererat hubungan dengan organisasi global
Arus masuk FDI mencapai SR96 miliar pada tahun 2023, meningkat 50 persen secara tahunan.
Kabinet juga mendukung perjanjian untuk memperkuat kerja sama regional dan internasional, termasuk perjanjian pajak dengan Qatar untuk menghindari pajak ganda dan kerangka kerja penerbangan serta eksplorasi luar angkasa dengan AS.
Selain itu, Arab Saudi bergabung dengan Cement and Concrete Breakthrough Initiative, memperkuat tujuan keberlanjutan dan iklimnya.
Di dalam negeri, Kabinet menyoroti kemajuan di sektor pariwisata, dengan Arab Saudi naik 15 peringkat dalam pendapatan pariwisata global sejak 2019, serta memuji kemajuan dalam kolaborasi ekonomi dengan India di bidang teknologi, infrastruktur, dan transportasi berkelanjutan.
Sidang tersebut juga menegaskan kembali komitmen negara untuk perdamaian regional, inisiatif kesehatan global, dan diversifikasi ekonomi.
Peluang Bagi Pemerintah Indonesia
Peningkatan investasi asing langsung di Arab Saudi membuka peluang strategis bagi Indonesia untuk mempererat kerja sama ekonomi dengan Kerajaan. Proyek besar seperti NEOM dan berbagai inisiatif di bawah Visi 2030 memberikan kesempatan bagi perusahaan Indonesia di bidang infrastruktur, teknologi, energi terbarukan, dan jasa pendukung untuk berpartisipasi. Selain itu, reformasi regulasi yang memudahkan masuknya investor asing dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha Indonesia untuk memperluas pasar ekspor, terutama untuk produk makanan halal, tekstil, dan teknologi inovatif.
Di sektor pariwisata, kemajuan Arab Saudi dapat membuka kerja sama promosi wisata dan pengembangan tenaga kerja profesional asal Indonesia. Selain itu, potensi transfer teknologi dan kerja sama pendidikan juga menjadi peluang besar, termasuk melalui pertukaran tenaga ahli dan pengembangan kapasitas di sektor-sektor strategis. Dengan memanfaatkan momentum ini, pemerintah Indonesia dapat mendorong sinergi yang menguntungkan kedua negara, memperkuat hubungan bilateral, dan mendukung tujuan pembangunan ekonomi nasional
Sumber : https://www.arabnews.com/node/2584712/business-economy