RIYADH: Kewirausahaan di Arab Saudi bukan lagi sekadar tren sesaat — melainkan kekuatan pendorong yang mengubah ekonomi Kerajaan, sejalan dengan agenda Visi 2030.
Pusat Komunikasi Internasional Kerajaan melaporkan bahwa 42 persen orang dewasa berencana memulai usaha dalam tiga tahun ke depan, menandai tingkat niat kewirausahaan tertinggi sejak 2016. Lonjakan aktivitas kewirausahaan ini mencerminkan komitmen negara terhadap diversifikasi ekonomi, dengan 25 persen bisnis berada pada tahap awal (beroperasi kurang dari 42 bulan) — meningkat 33 persen dari tahun 2022.
Boom kewirausahaan ini bukanlah kebetulan. Arab Saudi secara aktif mendiversifikasi ekonominya dari ketergantungan pada minyak dan bertujuan meningkatkan kontribusi sektor swasta terhadap produk domestik bruto (PDB) dari 40 persen menjadi 65 persen pada tahun 2030. Salah satu bagian penting dari transformasi ini adalah membangun ekonomi yang digerakkan oleh kewirausahaan dan inovasi, dengan kontribusi usaha kecil dan menengah (UKM) yang ditargetkan naik dari 20 persen menjadi 35 persen pada akhir dekade ini.
“Sebagian besar perubahan ini didorong oleh reformasi regulasi, yang menciptakan lingkungan kondusif untuk memulai perusahaan. Selain itu, berbagai inisiatif investasi telah menjadikan Kerajaan pasar yang lebih menarik untuk mendirikan usaha,” kata Khaled Talhouni, mitra pengelola di Nuwa Capital.
Reputasi Arab Saudi sebagai lingkungan yang ramah bagi bisnis tahap awal diakui oleh Global Entrepreneurship Monitor, yang baru-baru ini menempatkan Kerajaan di peringkat teratas dalam kemudahan memulai bisnis dan peluang yang tersedia.
Tushar Singhvi, wakil CEO dan kepala investasi di Crescent Enterprises, menyebutkan upaya reformasi pemerintah yang telah menyederhanakan operasi bisnis, menarik investasi asing, dan menumbuhkan ekosistem kewirausahaan yang dinamis.
“Kementerian Investasi Arab Saudi telah memperkenalkan kebijakan yang memungkinkan kepemilikan asing 100 persen di sebagian besar sektor, secara signifikan mengurangi hambatan bagi pengusaha internasional. Kebijakan ini, bersama dengan insentif seperti pembebasan pajak, subsidi, dan prosedur perizinan yang dipercepat, menjadikan Arab Saudi tujuan utama untuk investasi global,” kata Singhvi.
Inisiatif Kunci Pendorong Pertumbuhan
Ekosistem startup Saudi yang berkembang pesat adalah hasil dari beberapa inisiatif strategis, termasuk reformasi regulasi, peningkatan modal ventura, akselerator, dan pendukung ekosistem.
Talhouni dari Nuwa Capital menunjuk pada pelonggaran pembatasan bagi startup milik asing, yang memudahkan perusahaan internasional mendirikan usaha di Arab Saudi. Ia juga menyoroti perubahan aturan pasar modal yang menguntungkan perusahaan teknologi yang ingin mencatatkan sahamnya di bursa saham Saudi.
“SAMA (Otoritas Moneter Saudi) telah memainkan peran penting dengan sandbox fintech-nya, memungkinkan startup memperoleh lisensi dengan mudah dan menetapkan jalur yang jelas untuk mereka bertransisi menjadi pemegang lisensi penuh,” tambah Talhouni.
Di sisi akselerator, Arab Saudi mendukung ekosistem kewirausahaannya melalui program seperti Misk, Taqadam, dan The Garage. Program-program ini menawarkan sumber daya berharga kepada pengusaha, mulai dari pendampingan hingga pendanaan, membantu menjembatani kesenjangan antara startup tahap awal dan komersialisasi.
Singhvi menyoroti peran Monsha’at (Otoritas Umum untuk Usaha Kecil dan Menengah) dalam mendukung startup melalui program pembiayaan seperti Program Kafalah, yang membantu mengatasi kesenjangan pembiayaan bagi UKM. “Acara seperti Forum Biban lebih lanjut menghubungkan pengusaha dengan investor dan pemangku kepentingan global, mendorong kolaborasi.”
Melampaui Pertumbuhan Ekonomi
Dampak ledakan startup di Arab Saudi melampaui ekspansi ekonomi semata. Singhvi dari Crescent Enterprises menekankan bahwa startup juga berkontribusi pada tujuan keberlanjutan Kerajaan, khususnya dalam energi bersih dan infrastruktur cerdas. Proyek seperti NEOM, yang telah menginvestasikan lebih dari $16 miliar di sektor swasta dalam 18-24 bulan terakhir, menyediakan platform untuk usaha yang sejalan dengan ambisi keberlanjutan Visi 2030.
“Startup yang dipimpin perempuan telah meningkat secara signifikan, menyoroti keselarasan antara tujuan Visi 2030 dan dukungan proaktif Kerajaan untuk inklusivitas bersama inovasi dan ketahanan ekonomi,” kata Singhvi.
Dengan berbagai inisiatif strategis, regulasi yang mendukung, dan komitmen terhadap inovasi, Arab Saudi telah memantapkan dirinya sebagai pemimpin global dalam kewirausahaan dan inovasi, menciptakan cetak biru untuk masa depan yang terdiversifikasi.
Sumber : https://www.arabnews.com/node/2584923/business-economy