Armada pengumpulan sampah KAUST yang dilengkapi dengan teknologi untuk pelacakan kendaraan daring hingga pengelolaan tempat sampah. (Sumber: KAUST)
Arab Saudi semakin mempercepat transisi menuju ekonomi sirkular sebagai bagian dari Visi 2030. Pemerintah, universitas, lembaga riset, dan pelaku bisnis berperan penting dalam mengembangkan solusi pengelolaan limbah inovatif yang sejalan dengan target keberlanjutan nasional.
Target Ambisius: 95% Daur Ulang Limbah
Pada awal 2024, Kementerian Lingkungan Hidup, Air, dan Pertanian Arab Saudi meluncurkan rencana pengelolaan limbah yang menargetkan daur ulang hingga 95% limbah dan menambah kontribusi sebesar SR120 miliar (sekitar $32 miliar) ke Produk Domestik Bruto (PDB) Kerajaan Arab Saudi. Setiap tahun, Arab Saudi menghasilkan lebih dari 110 juta ton limbah, dengan sebagian besar berasal dari kota-kota besar seperti Riyadh, Jeddah, dan Dammam. Pasar pengelolaan limbah di negara ini diproyeksikan tumbuh dari $5,97 miliar pada 2025 menjadi $8,72 miliar pada 2030.

Kolaborasi Akademik dan Teknologi
Menurut Sultan Al-Muaythir, Ketua Departemen Teknik Sipil di Prince Sattam bin Abdulaziz University, kolaborasi pengetahuan dengan negara-negara maju dalam pengelolaan limbah menjadi langkah strategis untuk membangun sistem berkelanjutan yang sesuai dengan karakter lokal dan praktik terbaik global. Ia menegaskan:
“Membentuk perjanjian berbagi pengetahuan dengan negara-negara terdepan dalam pengelolaan limbah adalah langkah strategis untuk membangun sistem berkelanjutan yang sesuai dengan karakter lokal dan praktik terbaik global.”
Inovasi di sektor ini didorong oleh dukungan lintas disiplin, mulai dari teknik sipil, teknik lingkungan, teknik geoteknik, hingga ilmu tanah. Teknik mesin berperan dalam pengembangan alat pengumpulan dan pengolahan limbah, sementara teknik kimia, pertanian, dan bioteknologi fokus pada analisis komposisi limbah dan proses transformasi. Teknik elektro juga penting untuk mengoperasikan sistem cerdas dan mengelola energi hasil pengolahan limbah.
Regulasi dan Insentif untuk Inovasi
Pembaruan regulasi, seperti Undang-Undang Pengelolaan Limbah dan peraturan pelaksananya, menjadi fondasi kuat untuk mendorong inovasi dan investasi dalam praktik berkelanjutan. Al-Muaythir menekankan:
“Inovasi dalam pengelolaan limbah bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan untuk membangun lingkungan yang bersih dan ekonomi sirkular yang berfungsi.”
Ia juga menyoroti pentingnya tanggung jawab individu dalam membangun ekonomi sirkular:
“Mengadopsi perilaku sadar terhadap limbah dan berkomitmen pada pemilahan serta penggunaan ulang atau daur ulang merupakan fondasi utama dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan.”
Riset dan Inovasi sebagai Penggerak Ekonomi Sirkular
Abdullah Alakel, Ketua Asosiasi Riset dan Inovasi Ilmiah Saudi, menyatakan bahwa inovasi pengelolaan limbah adalah pilar utama Saudi Vision 2030 untuk membangun ekonomi sirkular dan berkelanjutan. Ia menegaskan:
“Riset ilmiah adalah penggerak utama dalam menghadapi tantangan lingkungan—mulai dari teknologi daur ulang, waste-to-energy, hingga pemanfaatan kecerdasan buatan untuk meningkatkan efisiensi pemilahan dan pengumpulan limbah.”
Asosiasi ini menyediakan inkubator bisnis, akselerator inovasi, serta bantuan teknis dan finansial. Mereka juga menjembatani peneliti, donor, dan investor untuk mengubah ide menjadi solusi siap pasar. Beberapa inisiatif bersama mitra akademik dan industri telah berjalan, seperti konversi limbah organik menjadi produk ekonomi seperti pupuk dan biofuel.

Edukasi dan Budaya Keberlanjutan
Selain riset, asosiasi aktif membangun budaya keberlanjutan melalui kampanye publik, workshop edukasi di sekolah dan universitas, serta kompetisi nasional yang mendorong solusi kreatif dan ramah lingkungan. Konferensi ilmiah dan kemitraan strategis juga digelar untuk mendukung implementasi inovasi nasional sesuai target lingkungan dalam Saudi Vision 2030.
Tantangan dan Peluang: Sinergi Stakeholder
Farah Al-Gharib, CEO Precision & Choice Environmental Solutions, menegaskan pentingnya koordinasi antar pemangku kepentingan dalam mewujudkan ekonomi sirkular. Ia menyatakan:
“Menyatukan dan memperbarui regulasi di bawah satu kerangka kerja yang jelas dan transparan akan secara langsung berkontribusi untuk menarik investor, mengurangi kompleksitas prosedur, dan mempercepat proses regulasi serta mendorong produksi.”
Al-Gharib juga menyoroti perlunya sistem yang lebih terintegrasi dan fleksibel, termasuk kemitraan publik-swasta, aktivasi pemilahan di sumber, dan insentif finansial bagi investor. Ia menambahkan:
“Integrasi menyeluruh di seluruh rantai pengelolaan limbah sangat penting untuk menghindari hambatan dan menjaga prinsip utama ekonomi sirkular.”
Baca juga: Proyek Hidrogen Hijau di NEOM Hampir Selesai
Referensi:
- Alshammari, H. (2025). How Saudi Arabia is using innovation, research, and regulation to turn waste into a circular economy success. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2606939/saudi-arabia.