Diriyah adalah permata sejarah yang sering disebut sebagai “cradle of the Kingdom”, tempat kelahiran Kerajaan Arab Saudi. Terletak hanya 20 kilometer di sebelah barat laut Riyadh. Kota ini didirikan pada abad ke-15 sebagai oase kecil di tepi Wadi Hanifah. Namun kota ini mencapai kemasyhuran pada abad ke-18 ketika menjadi ibu kota Negara Saudi Pertama.
Diriyah memiliki makna historis sebagai tempat kelahiran Dinasti Saud dan gerakan reformasi Islam yang membentuk Arab Saudi modern.
Kemunculan Negara Saudi Pertama
Pada pertengahan abad ke-18, Imam Muhammad bin Saud, pendiri Negara Saudi Pertama, berkoalisi dengan reformis Islam berpengaruh Muhammad ibn Abd al-Wahhab. Aliansi ini mengubah Diriyah menjadi pusat politik dan agama dari kekuasaan Saudi yang sedang berkembang, saat Dinasti Saud berusaha menyatukan Semenanjung Arab di bawah kekuasaan mereka dan ajaran Wahhabisme. Pada masa ini, Diriyah berkembang pesat sebagai pusat politik, agama, dan perdagangan, menjadi titik fokus upaya kepemimpinan Saudi untuk mendirikan negara Arab yang bersatu.
Diriyah pun menjadi simbol warisan dan identitas Saudi, dengan Distrik At-Turaif sebagai pusat aktivitas politik dan militer kepemimpinan Saudi awal.
Distrik At-Turaif: Situs Warisan Dunia UNESCO
Kawasan At-Turaif merupakan bagian paling menonjol dari Diriyah. At-Turaif dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2010 karena nilai budaya dan sejarahnya yang penting.
Kawasan ini menampilkan arsitektur tradisional Najdi, yang ditandai dengan istana, benteng, dan masjid berbahan bata lumpur. Gaya arsitektur ini unik di Arabia Tengah dan dibedakan oleh dinding tebal yang isolatif, jendela minimal untuk menjaga suhu interior tetap sejuk, serta pola geometris yang khas.
Salah satu struktur paling penting di At-Turaif adalah Istana Salwa. Istana tersebut bekas kediaman keluarga Al Saud, yang menjadi simbol kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki keluarga tersebut pada abad ke-18 dan ke-19. Istana ini, bersama dengan bangunan-bangunan lain di kawasan tersebut, telah dipulihkan dengan teliti, memberikan pengunjung gambaran tentang kemegahan negara Saudi pada masa awal.
Runtuhnya Diriyah dan Pemulihannya
Kehormatan Diriyah berakhir secara tiba-tiba pada tahun 1818. Saat itu kota tersebut dihancurkan oleh pasukan Ottoman setelah konflik yang panjang dan sengit. Kota tersebut porak-poranda, dan perannya sebagai ibu kota akhirnya dipindahkan ke Riyadh, yang kemudian menjadi ibu kota Negara Saudi Modern.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Diriyah telah mengalami restorasi besar-besaran. Upaya restorasi yang dilakukan pemerintah Saudi ini bertujuan untuk melestarikan dan mempromosikan warisan sejarah dan budaya Kerajaan Arab Saudi. Restorasi At-Turaif telah mengubahnya menjadi destinasi budaya. Hal ini memberikan pengunjung kesempatan untuk menjelajahi sejarah dan mengalami arsitektur tradisional serta perencanaan kota dari Negara Saudi Pertama.
Hari ini, Kawasan At-Turaif yang telah dipulihkan menawarkan berbagai pengalaman bagi pengunjung. Diantara destinasi yang ditawarkan adalah pameran interaktif, ruang museum, dan pertunjukan langsung yang menghidupkan kembali sejarah Diriyah. Museum Diriyah, yang terletak di dalam kawasan tersebut, memberikan gambaran komprehensif tentang sejarah wilayah ini, termasuk perannya dalam kelahiran Negara Saudi.
Baca juga: Tayma: Menelusuri Jejak Sejarah Hingga Zaman Perunggu
Sumber: SAFE – Saudi Arabia for Elites. (2025). Top 10 must-see historical sites in Saudi Arabia. Diakses dari SAFE – Saudi Arabia for Elites: Top 10 must-see historical sites in Saudi Arabia (https://sa-fe.org/top-10-must-see-historical-sites-in-saudi-arabia/