Di Arab Saudi, Cuti Sakit Bisa Bikin Masuk Penjara, Simak Aturannya!

Dalam upaya memperkuat integritas sistem kesehatan digital dan menegakkan etika medis, Kementerian Kesehatan Arab Saudi (MoH) resmi mengeluarkan peringatan keras terhadap praktik pemalsuan cuti sakit. Siapa pun yang terbukti mengeluarkan atau menggunakan laporan medis palsu kini terancam hukuman penjara hingga satu tahun dan denda maksimal SAR 100.000, atau sekitar 430 juta rupiah.

Latar Belakang Kebijakan

Peringatan ini muncul setelah maraknya akun media sosial yang menawarkan layanan cuti sakit palsu. MoH menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum dan akan ditindak secara tegas. Pemerintah juga telah mengaktifkan sistem pemantauan digital yang mampu mencocokkan laporan medis dengan riwayat kesehatan pasien secara real-time.

Platform Resmi: Sehhaty

Satu-satunya cara legal untuk mendapatkan cuti sakit di Arab Saudi adalah melalui aplikasi Sehhaty. Platform ini menghubungkan laporan medis langsung ke tempat kerja dan fasilitas kesehatan, memastikan transparansi dan akurasi dalam proses pengajuan.

*Gambar 1. Tampilan Halaman Awal Aplikasi Sehhaty yang Bisa Diunduh di* *Playstore* *dan* *Appstore*

Tanggung Jawab Tenaga Medis

MoH juga mengingatkan para praktisi kesehatan agar hanya memberikan cuti sakit kepada pasien yang benar-benar membutuhkan, berdasarkan evaluasi medis yang sah. Pelanggaran terhadap etika profesi ini dapat berujung pada sanksi hukum dan disipliner.

Sistem Pemantauan Digital

Untuk mencegah penyalahgunaan, MoH secara berkala meninjau data cuti sakit dan membandingkannya dengan rekam medis pasien. Langkah ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan memastikan bahwa cuti sakit digunakan secara tepat.

Referensi: