Musim Dingin di Arab Saudi (Sumber: Arabian Business)
Musim dingin di Arab Saudi bukan lagi sekadar angin sejuk gurun. Dalam beberapa tahun terakhir, suhu ekstrem, hujan deras, bahkan salju mulai menyapa wilayah yang sebelumnya dikenal panas dan kering. Dari gurun Al-Jawf yang berselimut salju hingga suhu 2°C di Madinah, perubahan iklim telah mengubah wajah musim dingin di negeri ini.
Musim dingin di Arab Saudi diperkirakan berlangsung mulai pertengahan November 2025 hingga awal Maret 2026, dengan puncak suhu rendah terjadi antara Desember dan Januari
Tradisi dan Gaya Hidup: Farwa, Api Unggun, dan Kashta
Bagi warga Saudi, musim dingin adalah momen yang dinanti. Di wilayah utara dan tengah, suhu bisa turun hingga -5°C, membuat mantel tradisional bernama farwa menjadi pakaian wajib. Farwa, yang berasal dari budaya Badui, kini hadir dalam berbagai gaya—dari versi bordir tangan Suriah hingga model modern dengan sentuhan desainer lokal.
Farwa bukan sekadar pelindung dari dingin, tapi juga simbol gaya dan kehangatan sosial. Di Riyadh, anak muda memanfaatkan musim dingin untuk kashta—berkemah di gurun, duduk di sekitar api unggun, dan menikmati udara dingin sambil memanggang kebab. Bagi mereka, musim dingin adalah surga yang singkat namun penuh kenangan.

Fenomena Cuaca Ekstrem: Salju, Hujan, dan Suhu Rendah
Tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa musim dingin di Arab Saudi semakin tak terduga. Gurun Al-Jawf mengalami hujan salju untuk pertama kalinya, sementara Makkah diguyur hujan deras yang memengaruhi aktivitas jemaah umrah. Di Madinah, suhu turun drastis hingga 2°C, mendekati rekor 0°C yang pernah tercatat pada 1972.
Fenomena ini dipicu oleh sistem tekanan rendah dari Laut Arab yang membawa udara lembap dan dingin, serta dipengaruhi oleh pola cuaca global yang semakin tidak stabil akibat perubahan iklim.
Tantangan bagi Jemaah Umrah: Kesehatan dan Kenyamanan
Bagi jemaah umrah, terutama dari negara tropis seperti Indonesia, musim dingin di Arab Saudi bisa menjadi tantangan. Udara dingin yang kering dengan kelembapan rendah (sekitar 24%) dapat menyebabkan kulit kering dan dehidrasi.
Persiapan fisik dan mental sangat penting. Olahraga rutin sebelum keberangkatan, asupan gizi seimbang, dan pola hidup sehat membantu menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, membawa pakaian tebal, obat-obatan pribadi, dan perlengkapan seperti jas hujan dan pelembap kulit menjadi langkah bijak untuk menghadapi cuaca ekstrem.
Perubahan Iklim dan Respons Pemerintah
Perubahan cuaca ekstrem ini menjadi alarm bagi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah Arab Saudi telah memperkuat sistem drainase, meningkatkan layanan darurat, dan menyebarkan informasi cuaca secara real-time. Kesadaran masyarakat pun meningkat, dengan banyak pihak menyerukan aksi nyata untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan.
Musim dingin bukan lagi sekadar musim transisi, melainkan cerminan dari dinamika iklim global yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari budaya hingga kebijakan, Arab Saudi kini bersiap menghadapi musim dingin dengan cara yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Baca juga: Keunikan Iklim dan Musim di Arab Saudi – KabarSaudi.com
Referensi:
- Tejomukti, R.A. (2020). Kebiasaan Warga Saudi Ketika Musim Dingin. Diambil dari https://ihram.republika.co.id/berita/qlbdqy327/kebiasaan-warga-saudi-ketika-musim-dingin.
- Diyantoro, H. (2025). Musim Dingin di Arab Saudi: Salju, Hujan, dan Suhu Ekstrem. Diambil dari https://lkis.co.id/musim-dingin-di-arab-saudi-salju-hujan-dan-suhu-ekstrem/.
- Hudaya News. (2024). Tips Menghadapi Musim Dingin Ekstrem di Arab Saudi Saat Umrah. Diambil dari https://www.hudayasafari.com/tips-menghadapi-musim-dingin-ekstrem-di-arab-saudi-saat-umrah/.
- Rizki. (2024). Perubahan Iklim, Arab Saudi Menghadapi Ancaman Salju dan Suhu Dingin yang Meningkat, Pertanda Apa Ini? Diambil dari https://www.bacakoran.co/read/18893/perubahan-iklim-arab-saudi-menghadapi-ancaman-salju-dan-suhu-dingin-yang-meningkat-pertanda-apa-ini.