Arab Saudi terus menggiatkan upaya penghijauan untuk mengatasi desertifikasi yang terjadi. Upaya penghijauan dilakukan dengan menanam beberapa jenis pohon, seperti Akasia, dan juga memanfaatkan flora asli Arab Saudi.
Peran Pohon Akasia
Di timur laut Riyadh, cagar alam Imam Abdulaziz bin Mohammed menjadi permata lingkungan yang memadukan keindahan alam dan bentang alam yang menakjubkan. Dan kawasan ini tidak hanya terkenal dengan formasi geologisnya yang unik, tetapi juga menjadi rumah bagi tumbuhan dan satwa langka yang masuk dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah.
Cagar alam seluas 91.500 km persegi ini tengah menjalankan restorasi ekosistem besar-besaran, dengan menanam ratusan ribu pohon, terutama akasia. Upaya ini sejalan dengan Inisiatif Hijau Saudi (Saudi Green Initiative) yang bertujuan merevitalisasi vegetasi dan memulihkan keseimbangan ekosistem. Akasia dipilih karena ketahanannya di iklim gurun yang keras dan perannya penting dalam ekologi—memberikan pakan, naungan, habitat bagi satwa liar, menstabilkan tanah, serta sumber nektar utama untuk madu berkualitas tinggi.
Proyek penghijauan ini menjadi kunci dalam memerangi desertifikasi dan meningkatkan keanekaragaman hayati. Sekaligus memperkuat komitmen Arab Saudi pada keberlanjutan lingkungan. Cagar alam ini merupakan suaka kerajaan terbesar kedua di Arab Saudi. Serta menjadi destinasi utama bagi penggemar kegiatan alam seperti hiking, panjat tebing, dan berkemah, berkat keberagaman satwa dan tumbuhan yang ada.

Vegetasi di cagar alam ini juga menjadi tempat berlindung berbagai spesies burung. Serta berperan menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengendalikan populasi serangga, hewan pengerat kecil, dan bangkai. Cagar alam ini juga terkenal dengan sungai dan lembahnya. Di mana air hujan dan banjir dari Dataran Tinggi Al-Urumah mengalir ke lembah-lembah seperti Al-Thumama dan Ghilana, membentuk sungai serta taman seperti Rawdat Khuraim.
Peran Penting Bunga Liar Asli dalam Keberlanjutan
Selain akasia, Arab Saudi juga memiliki kekayaan flora asli lain yang tak kalah penting. Yakni salah satunya adalah hummayd (Rumex vesicarius). Bunga liar ini tumbuh subur di tanah berpasir dan sangat adaptif terhadap kondisi gurun yang ekstrem. Hummayd dikenal dengan daun segitiga hijau dan bunga merah atau hijau. Serta tingginya yang rata-rata setengah meter.
Hummayd sangat tahan kekeringan dan membutuhkan sedikit air. Sehingga cocok untuk iklim perkotaan dan gurun di Arab Saudi. Tanaman ini paling banyak ditemukan di wilayah selatan, di mana curah hujan lebih konsisten, lalu menyebar ke Hijaz, Najd, dan wilayah utara.
Selain manfaat ekologis, hummayd juga punya nilai budaya dan kuliner yang tinggi. Daunnya bisa dimakan mentah, bersama roti, atau diolah menjadi sup asam. Di Jazan, hummayd sangat dihargai karena rasa asamnya yang khas. Dan tanaman ini kaya vitamin C, membantu pencernaan, serta mengurangi retensi air, sehingga sangat bernutrisi.
Kedatangan hummayd di musim semi menjadi pertanda musim tumbuh dan kelimpahan. Ini seperti ungkapan terkenal: “Musim semi tiba dengan datangnya hummayd.” Dan kehadirannya juga penting untuk menjaga tanah, menstabilkan lereng, merehabilitasi lahan terdegradasi, juga memperkaya ruang terbuka hijau. Di samping itu, Hummayd menjadi sumber makanan bagi hewan seperti unta, domba, dan kelinci, serta mendukung keanekaragaman hayati di ekosistem gurun.
Musim semi di Arab Saudi diwarnai oleh mekarnya berbagai bunga liar, yang mulai muncul sejak Februari hingga April, tergantung jenis dan ketinggian lokasi. Wilayah utara seperti Jouf, dan selatan seperti Asir, Al-Baha, Najran, dan Jazan, terkenal dengan keanekaragaman bunga liarnya. Dan bunga-bunga ini sangat adaptif, mampu tumbuh di lingkungan gurun yang keras dan membutuhkan sedikit air. Sehingga efektif dalam memerangi desertifikasi dan memulihkan keseimbangan ekologis.

Tanaman asli ini tidak hanya penting bagi lingkungan, tetapi juga bagi budaya dan warisan lokal. Mereka digunakan dalam pengobatan tradisional dan dekorasi. Serta menjadi simbol ketahanan dan harapan di tengah tantangan alam yang keras. Upaya pelestarian vegetasi lokal merupakan pilar utama dalam proyek penghijauan dan rehabilitasi lahan. Di samping itu juga mendukung inisiatif nasional dan regional untuk mengurangi emisi karbon serta mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Komitmen Nasional dan Regional untuk Lingkungan
Arab Saudi berkomitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan melalui Saudi Green Initiative. Komitmen ini bertujuan menanam 10 miliar pohon dan merehabilitasi 40 juta hektar lahan terdegradasi. Sementara itu, Middle East Green Initiative menargetkan penanaman 50 miliar pohon, termasuk 40 miliar di luar Arab Saudi, sebagai proyek penghijauan terbesar di kawasan.
Melalui upaya ini, Arab Saudi memainkan peran utama dalam perlindungan lingkungan, baik di tingkat lokal maupun regional, demi masa depan yang lebih berkelanjutan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Baca juga: Arab Saudi Menampilkan Upaya Konservasi Hutan di Forum PBB
Referensi:
- Arab News. (2025). Acacia rebirth: Saudi royal reserve boosts green cover. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2604501/saudi-arabia.
- Hameed, N. (2025). How Saudi Arabia’s native wildflowers play a vital role in sustainability. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2605226/saudi-arabia .