
Di barat laut Arab Saudi, tepatnya di wilayah Tabuk, terdapat sebuah gunung yang memikat perhatian peneliti, arkeolog, hingga peziarah spiritual: Gunung Lawz atau Jabal al-Lawz. Menjulang setinggi sekitar 2.580 meter, gunung ini tidak hanya memamerkan lanskap gurun yang menakjubkan, tetapi juga menyimpan klaim mengejutkan: mungkinkah ini sebenarnya Gunung Sinai tempat Nabi Musa AS menerima wahyu dari Allah SWT?
Klaim Gunung Sinai Tersembunyi di Arab Saudi
Selama berabad-abad, Gunung Sinai diyakini berada di Semenanjung Sinai, Mesir. Namun, sejak akhir abad ke-20, beberapa peneliti independen Barat seperti Ron Wyatt dan Bob Cornuke mengemukakan teori kontroversial: Gunung Sinai yang asli mungkin justru berada di Arab Saudi, tepatnya di Gunung Lawz.
Hipotesis ini muncul berdasarkan analisis teks suci dan temuan di lapangan yang dianggap relevan dengan narasi Taurat, Alkitab, dan Al-Qur’an. Beberapa bukti yang sering dikutip antara lain:
- Puncak gunung berwarna hitam hangus, yang diyakini akibat terbakar—sejalan dengan kisah gunung yang diselimuti api saat Tuhan berbicara kepada Nabi Musa.
- Ukiran sapi pada batu besar, diasosiasikan dengan peristiwa penyembahan patung anak lembu oleh Bani Israil.
- Formasi batu terbelah yang menyerupai tempat di mana tongkat Musa menghantam batu hingga memancarkan air.
Pandangan Arkeolog dan Respon Pemerintah
Meski teori ini menarik dan memicu minat besar, komunitas arkeolog profesional dan akademisi secara umum menolak klaim tersebut. Mereka berpendapat bahwa:
- Belum ada bukti arkeologis yang sahih untuk mendukung lokasi Gunung Lawz sebagai Gunung Sinai.
- Sebagian besar temuan belum melewati proses eksplorasi ilmiah atau ekskavasi resmi.
- Bukti visual seperti batu hangus dan formasi geologis bisa dijelaskan secara alamiah tanpa intervensi sejarah religius.
Pemerintah Arab Saudi pun sempat membatasi akses ke Gunung Lawz untuk mencegah ziarah ilegal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, seiring kebijakan pembukaan pariwisata Kerajaan, wilayah Tabuk mulai dibuka secara terbatas melalui izin resmi.
Antara Sejarah, Iman, dan Spiritualitas
Terlepas dari pro dan kontra ilmiah, Gunung Lawz telah menjadi destinasi spiritual dan simbol keimanan bagi banyak orang, khususnya mereka yang ingin menapaki jejak sejarah para nabi. Bagi mereka, keyakinan tidak selalu membutuhkan bukti arkeologis.
Popularitas Gunung Lawz sebagai calon situs Gunung Sinai juga turut terdorong oleh minat global terhadap arkeologi alkitabiah dan sejarah Timur Tengah. Baik sebagai tempat sejarah atau titik spiritual, Gunung Lawz tetap menjadi lokasi penuh pesona dan misteri.
Gunung Lawz, Gunung Sinai yang Terlupakan?
Apakah benar Gunung Lawz adalah Gunung Sinai yang disebut dalam kitab suci? Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah definitif yang bisa menguatkan klaim tersebut. Namun, daya tariknya sebagai situs historis dan spiritual terus bertumbuh, menjadi jembatan antara sejarah dan keimanan, fakta dan legenda.
Baca Juga Pesona Gunung dan Laut di Arab Saudi: Destinasi untuk Pecinta Alam