Negara Saudi Pertama atau Ad-Daulah As-Suudiyah Al-Ula, didirikan pada tahun 1744 melalui aliansi antara Muhammad bin Saud, pemimpin lokal di Dir’iyah, dan ulama reformis Muhammad bin Abdul Wahhab. Aliansi ini bertujuan untuk memurnikan ajaran Islam dan menyatukan wilayah-wilayah di Jazirah Arab di bawah pemerintahan yang berlandaskan prinsip-prinsip Islam yang murni.
Ketika syekh Muhammad bin Abdul Wahab safar dari Uyainah ke Dir’iyah beliau menetap di rumah salah satu muridnya yang berasal dari keluarga Alu Sulaym. Ketika Muhammad bin Saud mengetahui kedatangan syekh Muhammad ke Dir’iyah, Amir (pimpinan) Dir’iyah itu langsung menuju rumah banu Sulaym dan menemui Syekh. Pada kesempatan itu, Syekh Muhammad bin Abdul Wahab menjelaskan pada Amir Dir’iyah tentang dasar-dasar dakwah dan tujuannya yang membekas pada jiwa Amir Muhammad bis Saud. Dan keduanya saling berjanji untuk menegakkan agama, as-Syeikh dengan ilmunya, sedangkan Amir dengan kekuasaannya. Pertemuan ini dinamai dengan Ittifaq Ad-Dir’iyah (kesepakatan Dir’iyah) 1157 H/ 1744 M, dan menjadi permulaan berdirinya Ad-Daulah As-Suudiyah Al-Ula (Negara Saudi Pertama).
Setelah itu bertambahlah pengikut dakwahnya As-Syeikh dan bertambah pula murid-murid beliau yang belajar pada beliau saat di Dir’iyah.
Awal Tersebarnya Dakwah dan Perluasan Pengaruh Ad-Daulah
Ad-Daulah As-Suudiyah Al-Ula di awal berdirinya belum bisa meluaskan kekuasaanya ke luar Najd. Di Najd sendiri, Ad-Daulah memerlukan waktu beberapa tahun untuk menyatukannya secara keseluruhan dalam kepemimpinan Ad-Daulah As-Suudiyah Al-Ula.
Konflik pertama yang terjadi antara Ad-Daulah dengan rivalnya adalah konflik dengan Amir Riyadh yang bernama Dahham bin Dawwas. Konflik tersebut disebabkan karena orang-orang Manfouha menjadi pendukung dakwah dan Ad-Daulah. Kebengisan Amir Riyadh terhadap rakyatnya menjadikan Syekh Muhammad tergerak untuk membela Manfouha melawan Dahham bin Dawwas. Mulai dari sinilah Najd disatukan.
Muhammad bin Abdul Wahhab mengajarkan doktrin Tauhid yang menekankan keesaan Allah dan menolak praktik-praktik yang dianggap bid’ah dalam Islam. Kerjasama antara Muhammad bin Saud dan Muhammad bin Abdul Wahhab memperkuat posisi politik dan agama keduanya, memungkinkan ekspansi teritorial yang signifikan.
Negara Saudi Pertama berhasil menguasai sebagian besar wilayah Jazirah Arab, termasuk kota-kota suci Mekkah dan Madinah. Namun, ekspansi ini memicu konflik dengan Kekaisaran Ottoman, yang menganggapnya sebagai ancaman terhadap kekuasaannya di wilayah tersebut. Pada tahun 1818, pasukan Ottoman yang dipimpin oleh Ibrahim Pasha berhasil mengalahkan Negara Saudi Pertama dan menghancurkan ibu kotanya, Diriyah, menandai berakhirnya periode ini dalam sejarah Saudi.
Meskipun demikian, warisan Ad-Daulah As-Suudiyah Al-Ula menjadi dasar bagi pendirian Negara Saudi Kedua dan akhirnya Kerajaan Arab Saudi modern yang didirikan pada tahun 1932 oleh Abdulaziz bin Saud.
Sumber:
Dr. Faishal Al Saud, Mujaz Tarikh Ad-Daulah As-Suudiyah. Cetakan Pertama (Majmaah University:2018)