Dua perkembangan penting menandai lanskap kecerdasan buatan (AI) di Timur Tengah. Yaitu kemunculan teknologi AI berbasis bahasa Arab yang canggih, dan meningkatnya perhatian terhadap dampak lingkungan. Khususnya penggunaan air, dari infrastruktur AI yang berkembang pesat di Arab Saudi.
Terobosan AI Berbahasa Arab dari Tarjama
Perusahaan teknologi Tarjama, yang berbasis di Uni Emirat Arab, meluncurkan platform Arabic.AI yang didukung oleh model bahasa Pronoia V2. Platform ini diklaim melampaui kinerja model global seperti ChatGPT, DeepSeek, dan Cohere dalam pemrosesan bahasa Arab. Model ini dirancang khusus untuk memahami nuansa bahasa Arab, termasuk berbagai dialek dan konteks. Sehingga mampu memberikan hasil yang lebih akurat dalam analisis hukum, penerjemahan, hingga penulisan proposal.

Dalam pengujian, Pronoia V2 mencatat skor rata-rata 76,8 persen pada tolok ukur bahasa Arab. Ini lebih tinggi 18 poin dari GPT-4o. Dan Tarjama telah mengembangkan aplikasi-aplikasi praktis berbasis model ini, seperti pemeriksa ejaan, analis kontrak hukum, dan antarmuka Arabic.AI yang menyasar kebutuhan bisnis. Bahkan, dalam demonstrasi langsung, sistem ini mampu merestrukturisasi kontrak dan menyoroti risiko hukum sesuai hukum lokal. Serta menerjemahkan presentasi PowerPoint sambil menyesuaikan tata letak dan arah tulisan Arab.
Tarjama juga tengah menguji Pronoia V3 yang ditargetkan memiliki performa lebih tinggi di seluruh dialek Arab dan skor kualitas terjemahan (COMET) di atas 94. Di mana upaya ini menegaskan ambisi Tarjama untuk menjadi pemimpin AI Arab. Dan mengisi kekosongan yang selama ini ditinggalkan oleh teknologi AI global yang kurang memahami kekhasan bahasa Arab.
Dampak Teknologi AI Terhadap Lingkungan
Namun, di balik kemajuan AI, terdapat tantangan besar yang kerap luput dari perhatian: konsumsi air yang masif oleh infrastruktur digital, khususnya pusat data. AI membutuhkan daya komputasi besar yang menghasilkan panas, sehingga memerlukan sistem pendingin berbasis air dalam jumlah besar. Di Arab Saudi, di mana air adalah sumber daya langka, isu ini menjadi semakin mendesak.

Menurut para ahli, konsumsi air pusat data di negara ini bisa mencapai 6,7 juta meter kubik per tahun-setara dengan kebutuhan 160.000 rumah tangga. Dengan proyeksi pertumbuhan kapasitas pusat data hingga empat kali lipat dalam lima tahun ke depan, konsumsi air diperkirakan akan melonjak hingga setara kebutuhan 700.000 rumah tangga. Sebagian besar pusat data saat ini mengandalkan sistem pendingin mekanis efisiensi tinggi yang menggabungkan pendingin udara dan air.
Selain konsumsi langsung untuk pendinginan, air juga digunakan secara tidak langsung dalam pembangkitan listrik yang menggerakkan pusat data, terutama dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan nuklir yang memerlukan pendingin air dalam jumlah besar. Tantangan lain muncul dari kebutuhan akan air murni untuk menjaga umur sistem, sementara penggunaan air daur ulang berisiko menimbulkan korosi dan kontaminasi mikroba.
Solusi dan Inovasi Menuju Keberlanjutan
Beberapa solusi inovatif mulai diuji, seperti pusat data suhu tinggi yang mengurangi kebutuhan pendinginan air, serta teknologi daur ulang panas limbah untuk pemanasan atau pendinginan kembali. Diversifikasi sumber energi ke tenaga surya dan angin juga dinilai lebih efisien dalam penggunaan air dibandingkan biomassa atau gas alam.
Para pakar menekankan pentingnya perencanaan sejak tahap desain agar penggunaan air dan energi dapat dipantau dan dioptimalkan. Audit dan sistem berbasis AI, seperti yang dikembangkan Ecolab, telah terbukti mampu memangkas konsumsi air hingga 44 persen dan energi hingga 22 persen. Kolaborasi dengan operator pusat data global pun menunjukkan potensi penghematan air bersih hingga 15 persen per tahun.
Kemajuan AI di berbagai bidang, seperti pemanfaatannya dalam bahasa Arab, membuka peluang besar bagi dunia bisnis dan budaya di Timur Tengah. Namun, pertumbuhan pesat infrastruktur digital menuntut perhatian serius terhadap dampak lingkungan, khususnya penggunaan air di wilayah yang rawan kekeringan seperti Arab Saudi. Inovasi teknologi dan strategi pengelolaan air yang cerdas menjadi kunci agar transformasi digital dapat berjalan selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan.
Baca juga: Arab Saudi Manfaatkan AI dalam Penelitian untuk Memperpanjang Harapan Hidup
Referensi:
- Hussain, W. (2025). Tarjama launches Arabic.AI based on model that outperforms GPT-4o in Arabic. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2598002/saudi-arabia .
- Joudah, G. (2025). How Saudi Arabia can balance its AI infrastructure and sustainable water usage. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2598372/saudi-arabia .