Implementasi Circular Carbon Economy di Arab Saudi (Sumber: Arab News)
RIYADH: Arab Saudi terus menunjukkan komitmennya dalam menangani perubahan iklim dengan memperkenalkan Circular Carbon Economy (CCE) atau Ekonomi Karbon Sirkular. Kerangka kerja ini pertama kali diperkenalkan saat presidensi G20 pada tahun 2020. Dan kini menjadi tolok ukur global dalam pengurangan emisi karbon serta pengembangan energi terbarukan.
Implementasi Circular Carbon Economy
CCE mengadopsi pendekatan 4R, yaitu pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), daur ulang (recycle), dan penghilangan karbon (remove). Melalui pendekatan ini, Arab Saudi bertujuan untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan dan hemat biaya dalam mengatasi tantangan perubahan iklim. Tanpa mengorbankan akses terhadap energi bersih. Pada tahun 2021, negara ini meluncurkan Program Nasional Ekonomi Karbon Sirkular untuk mewujudkan visi tersebut.
Menurut Jorge Gascon, seorang profesor teknik kimia di King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), program ini telah memberikan dampak signifikan terhadap keberlanjutan. Arab Saudi tidak hanya fokus pada kebijakan nasional, tetapi juga berinvestasi besar-besaran dalam energi terbarukan serta teknologi carbon capture.
Saudi Green Initiative: Menuju Emisi Nol Bersih
Sebagai bagian dari implementasi CCE, Arab Saudi meluncurkan Saudi Green Initiative (SGI) yang bertujuan mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060. Inisiatif ini mencakup berbagai langkah strategis, seperti penghijauan kembali lahan terdegradasi, perlindungan ekosistem darat dan laut, serta transisi menuju bauran energi yang lebih ramah lingkungan.
Kerajaan juga menargetkan 50 persen dari kebutuhan energinya dipenuhi oleh sumber terbarukan. Hingga saat ini, lebih dari 30 proyek berbasis CCE telah diluncurkan, termasuk inisiatif penangkapan karbon skala besar yang melibatkan perusahaan seperti Aramco dan SABIC.
Kolaborasi Global dan Teknologi Carbon Capture
Arab Saudi aktif dalam mendorong kolaborasi internasional untuk mengembangkan solusi penangkapan karbon. Institusi seperti KAUST dan KAPSARC bekerja sama dengan sektor industri untuk menciptakan teknologi inovatif yang mendukung kerangka CCE. Salah satu fokus utamanya adalah menciptakan sistem ekonomi sirkular yang tidak hanya meminimalkan limbah tetapi juga menghilangkan emisi karbon secara efektif.
Proyek NEOM menjadi contoh nyata penerapan prinsip CCE di lapangan. Kota futuristik ini dirancang dengan infrastruktur nol karbon, sistem energi pintar, dan mobilitas tanpa emisi. Selain itu, Arab Saudi juga memimpin pengembangan hidrogen biru dan hijau sebagai bahan bakar masa depan.
Masa Depan Keberlanjutan di Arab Saudi
Dengan sumber daya alam yang melimpah dan investasi besar-besaran dalam teknologi keberlanjutan, Arab Saudi terus memantapkan posisinya sebagai pemimpin global dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Melalui kerangka Ekonomi Karbon Sirkular, negara ini tidak hanya berkontribusi pada pengurangan emisi global tetapi juga menciptakan peluang ekonomi baru yang ramah lingkungan.Pendekatan inovatif ini menunjukkan bahwa Arab Saudi serius dalam mencapai tujuan Saudi Vision 2030 sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap keberlanjutan global.
Baca juga: Saudi Green Initiative Day 2025: Transformasi Hijau Menuju Saudi Vision 2030
Referensi:
- Alhamawi,L. (2025). How Saudi Arabia’s Circular Carbon Economy Framework is setting a global benchmark for emissions reduction. Diambil dari https://www.arabnews.com/node/2595212/saudi-arabia .