Pada artikel sebelumnya, dipaparkan bahwa Ibrahim Pasha melakukan perjalanan meninggalkan Jazirah Arab pada tahun 1235 H/ 1820 M. Namun dia tetap meninggalkan pasukan terbatas di Najd untuk memungut pajak.
Pasca ditinggalkannya Ibrahim Pasha, Jazirah Arab mulai muncul kekuatan-kekuatan di wilayah tersebut.
Pertama: Banu Khalid di Al-Ahsa
Majid bin Arair, kembali ke Al-Ahsa dan mengambil alih tampuk kekuasaan di sana. Dia adalah salah satu pemimpin Bani Khalid, yang merupakan penguasa Al-Ahsa sebelum berdirinya negara Saudi yang pertama.
Ibrahim Pasha tidak tinggal diam, dia mengirim sebuah divisi di bawah komando Muhammad Kashif. Majid bin Arair tidak menyatakan perlawanan atau bentrokan, tetapi menarik diri ke perbatasan utara Jazirah Arab. Namun akan kembali ketika divisi Ibrahim Pasha pergi dari Al-Ahsa.
Dan memang, pasukan Muhammad Ali dengan leluasa mengambil simpanan kekayaan Negara Saudi Pertama. Setelah itu pasukan kembali meninggalkan Al-Ahsa. Kemudian Majid bin Arair kembali dan membangun Kembali pengaruh kekuasaanya dari awal lagi.
Kedua: Al Muammar di Najd
Setelah jatuhnya negara Saudi yang pertama, ada upaya untuk membentuk sebuah negara. Upaya ini dilakukan oleh Muhammad bin Mashari bin Muammar, yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Dinasti Saud. Imam Abdulaziz bin Muhammad bin Saud merupakan pamannya.
Beberapa faktor yang mendorong Muhammad bin Mashari untuk mendirikan negara di Diriyah, yaitu:
- Muhammad bin Mashari adalah salah satu dari mereka yang terhindar dari penangkapan dan penganiayaan oleh pasukan Muhammad Ali. Ia berlindung di Uyainah, wilayah yang tidak mengalami apa yang dialami Diriyah.
- Wilayah ini bebas dari para pemimpin politik, terutama keluarga Saud.
- Jejak sejarah yang dinikmati oleh Muhammad bin Mashari, sebagai pimpinan Al Muammar, yaitu salah satu pemimpin Najd terkuat sebelum munculnya kekuatan Diriyah.
- Hubungan kekerabatan yang baik dengan Dinasti Saud.
Faktor Yang Menyebabkan Muhammad bin Mashari memilih Diriyah
Dapat dipastikan bahwa Mohammed bin Mashari memilih Diriyah karena alasan strategis. Diantaranya adalah keinginannya untuk memastikan bahwa orang-orang tidak merasa bahwa ia sedang mencari kejayaan pribadi. Melainkan ingin menghidupkan kembali negara dan memberikan keamanan dan stabilitas kepada wilayah tersebut
Sumber: Dr. Faishal Al Saud, Mujaz Tarikh Ad-Daulah As-Suudiyah. Cetakan Pertama (Majmaah University:2018)
Seri Jejak Sejara negara Saudi Kedua
- Kondisi Setelah Jatuhnya Negara Saudi Pertama
- Hegemoni Kekuatan Yang Muncul Pasca Ditinggal Ibrahim Pasha (1)